Minggu, 12 Mei 2013

Peran Guru Mata Pelajaran dalam Bimbingan Konseling



yachh ini adalah tugas mata kuliah umum Bimbingan dan Konseling yang aku kerjakan tahun lalu tepatnya saat semester IV di Unnes. Enjoy it !



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Guru merupakan salah satu  komponen penting dalam rangka mencapai amanat Undang-Undang tersebut dimana guru mempunyai fungsi strategis mengembangkan potensi peserta didik dalam hal ketakwaan, pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa secara keseluruhan. Peran guru juga sangat diharapkan mampu secara optimal mengembangkan peserta didik dengan tidak hanya sebagai pembelajar, melainkan juga sebagai pembimbing peserta didik dalam mengenal dirinya dan lingkungannya. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak tersesat dalam proses menuju generasi yang sesuai amanat Undang-Undang. Salah cara atau wadah untuk mempermudah mewujudkan hal tersebut adalah layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik di sekolah.
Bimbingan dan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu sistem. Proses pendidikan adalah proses interaksi antara masukan alat dan masukan mentah. Masukan mentah adalah peserta didik, sedangkankan masukan alat adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan materi kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, sistem administrasi dan supervisi pendidikan, sistem penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta bimbingan konseling.
Bimbingan dan konseling merupakan bantuan kepada individu peserta didik dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya atau dalam proses belajarnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, agar setiap peserta didik dapat lebih berkembang ke arah yang seoptimal mungkin. Dengan demikian bimbingan dan konseling menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut termasuk,  tentu saja, seorang guru.
Guru atau pembimbing sering kali menghadapi anak – anak yang mengalami kesulitan atau persoalan yang berhubungan dengan pelajaran, di mana anak mempunyai prestasi belajar yang kurang memuaskan. Dalam hal ini pembimbing akan menghadapi persoalan – persoalan yang berhubungan dengan pengajaran. Dalam kondisi ini titik berat masalah adalah menyangkut bimbingan belajar atau bimbingan yang menyangkut pendidikan.
Di samping persoalan – persoalan seperti tersebut di atas pembimbing sering pula menghadapi anak – anak yang mengalami kesulitan untuk melanjutkan pelajarannya. Anak kurang mampu untuk menemukan jurusan yang tepat dan sesuai dengan kemampuannya. Bila menghadapi hal yang demikian maka adalah kewajiban dari pembimbing untuk mencarikan jurusan yang setepat – tepatnya bagi anak tersebut.
Pembimbing tidak jarang menghadpi anak – anak yang mengalami kesulitan dalam bidang pribadinya, misalnya persoalan – persoalan yang berhubungan dengan kkonflik pribadi, gangguan emosi, seks, dan sebagainya. Hal yang semacam ini menyangkut soal personal guidance.
Pembimbing juga sering menghadapi anak – anak yang mengalami kesulitan dalam lapangan social ajustmentnya, misalnya kesukaran dalam mengadakan hubungan dengan teman, anak terisolasi, canggung dalam pergaulan, dan sebagainya. Hal semacam ini sedikit banyak menyangkut social guidance.
Contoh – contoh tersebut memberikan gambaran bahwa sekalipun bimbingan dan konseling yangn dibicarakan hanya terbatas pada bimbingan dan konseling di sekolah, namun hal itu tidak berarti bahwa hanya akan terbatas pada bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran (educational guidance), tetapi juga bidang yang lain. Hanya saja titik beratnya terletak pada bimbingan dan konseling pada pendidikan dan pengajaran.
Peran bimbingan dan konseling dalam meningkatkan mutu pendidikan seperti yang telah disebutkan sebelumnya,  tidak hanya terbatas pada bimbingan yang bersifat akademik tetapi juga sosial, pribadi, intelektual dan pemberian nilai. Dengan bantuan bimbingan dan konseling maka pendidikan yang tercipta tidak hanya akan menciptakan manusia-manusia yang berorientasi akademik tinggi, namun dalam kepribaian dan hubungan sosialnya rendah serta tidak mempunyai sistem nilai yang mengontrol dirinya sehingga yang dihasilkan pendidikan hanyalah robot-robot intelektual, dan bukannya manusia seutuhnya. Dengan adanya bimbingan dan konseling maka integrasi dari seluruh potensi ini dapat dimunculkan sehinga keseluruhan aspek yang muncul, bukan hanya kognitif atau akademis saja tetapi juga seluruh komponen dirinya baik itu kepribadian, hubungan sosial serta memiliki niali-nilai yang dapat dijadiakn pegangan.
Keberhasilan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak hanya ditentukan oleh keahlian dan keterampilan para petugas bimbingan dan konseling itu sendiri, namun juga sangat ditentukan oleh komitmen dan keterampilan seluruh staf sekolah,  terutama dari kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor. Sebagai administrator,  kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan seluruh program sekolah, khususnya program layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang dipimpinnya.  Karena posisinya yang sentral,  kepala sekolah adalah orang yang paling berpengaruh dalam pengembangan atau peningkatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolahnya. Sebagai supervisor, kepala sekolah bertanggung jawab dalam melaksanakan program-program penilaian, penelitian dan perbaikan atau peningkatan layanan bimbingan dan konseling.  Ia membantu mengembangkan kebijakan dan prosedur-prosedur bagi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolahnya Dalam menginterpretasikan program bimbingan dan konseling mungkin perlu bantuan dari staf bimbingan dan konseling, tetapi tanggung jawab terletak pada kepala sekolah sebagai administrator.

Untuk lebih lengkap bisa download di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar