Senin, 02 Januari 2012

Pencemaran Air


Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) ...
adalah salah satu matkul yang wajib diambil di semester 3 ini ...
dan ini adalah salah satu tugas yang diberikan dosenku tersayang pada rombel 07 MKU-PLH ...
makalah yang ditentukan adalah tentang pencemaran lingkungan di sekitar kita, dan saya mengambil tema lebih spesifik yaitu mengenai "Pencemaran Air"
Langsung aja yah kalo mau donlod makalahku ...

Jurnal Belajar Taksonomi Hewan

Hello semuanyaaa ...
Khususnya buat anak-anak biologi, FMIPA, Unnes yang sedang atau telah menempuh mata kuliah taksonomi hewan (taksohe) ...
Hhhmm disini saya akan share tentang jurnal belajar yang harus dibuat setiap kali pertemuan mata kuliah taksohe ini, males banget sebenernya bikin jurnal kayak gini, lebih mirip diary, huhuhu ...
complete edition lho dari pertemuan pertama sampai ke 16 ...
tapi pertemuan ke-16 gag ada jurnal sih, cz udah terakhir dan saatnya ujian, fighting !
Monggooo, semoga bermanfaat ...
^,^

Jurnal Belajar 1
Jurnal Belajar 2
Jurnal Belajar 3
Jurnal Belajar 4
Jurnal Belajar 5
Jurnal Belajar 6
Jurnal Belajar 7
Jurnal Belajar 8
Jurnal Belajar 9
Jurnal Belajar 10
Jurnal Belajar 11
Jurnal Belajar 12
Jurnal Belajar 13
Jurnal Belajar 14
Jurnal Belajar 15

Tugas Profesional Guru

Sebagai salah satu mahasiswa yang berjuang mendapat gelar S.pd,, Huhu
Tentu ada kriteria yang harus dipenuhi agar memenuhi syarat menjadi seorang guru yang kompeten di bidangnya dan tentunya profesional...
Yaaaa, inilah salah atu makalah yang aku buat dalam matkul Manajemen Sekolah tentang tugas profesional guru, yang mau mengunduh bisa langsung DISINI ...
Matur Thenkyu (-,-)

Cell Specialization and Differentiation (Blood Cell)

Member of Group :



Article of Cell Biology
Cell Differentiation and Specialization:
Red Blood as The Incomparable Liquid of Life That Contain Miracle Molecule
Armya Aisyah Kinanti(4401410089)&Iffa Faiza Choirunnisa(4401410071)
Rombel1 Biologi Education 2010






PREVIEW THE PROCESS OF BIOCELL
Tugas biosel tugas biosel ... tugas ini adalah tugas terberat yang aku kerjakan selama semester 3 ini, selain menguras emosi jiwa dan air mata, juga menguras waktu, pikiran, ide dan tentunya pulsa untuk sms dosen yang bersangkutan serta teman yang dianggap handal untuk menyelesaikan teka-teki memecahkan apa yang dimaksud dengan 'cell specialization and differentiation'. Karena topik ini sungguh ambigu dan umum sehingga kita bingung saat pilih tema mana yang akan digunakan :'( mana di buku ajar juga kagak ada pula :((
Dan yeah akhirnya my supermom Armya memecahkannya disela-sela keputusasaanku dengan biosel ini, dan jadilah ini tugas H-1 (padahal udah sekitar 3 bulan lalu dikasih tugas) sebelum kami show presentasi pada hari jumat di bulan november, entah tanggal berapa yang jelas tanggal ketika siangnya kami akan berangkat KKL ke Malang selama 2 malam 3 hari (waaa ! its amazing kan )
Thank's buat yang support aku dan menguatkan aku akan biosel, padahal semester 3 terkenal mudah tapi aku merasa sangat berattttttt karena adanya tugas ini, hehehe ...
Yang mau mengunduh untuk referensi dan tentunya nambah ilmu DISINI


Adaptasi Batang dan Ductus Resin pada Pinus

Adaptasi yang dilakukan pada batang berkaitan dengan kecepatan angin, kesediaan dan unsur  hara, lingkungan tempat hidup, ada tidaknya pengganggu, dan lain-lain. Adaptasi batang termasuk dalam adaptasi morfologi karena melibatkan perubahan struktur tubuh tumbuhan. Antara lain perubahan struktur jaringan, bentuk batang yang tidak pada umumnya, serta ditemukannya bagian-bagian baru dari batang.
1.      Pada Tanaman Hidrofita
Enceng Gondok (Eichhornia crassipes) mempunyai batang berongga yang berisi udara. Rongga udara ini  berfungsi sebagai organ yang mendukung enceng gondok beradaptasi dengan lingkungan air sebagai habitat hidupnya. Dengan adanya rongga udara  pada batang ini, tanaman enceng gondok dapat mengapung di atas permukaan air, sedangkan akarnya masih terdapat dalam air. Dengan kondisi yang seperti ini, akar dapat menyerap air, batang membantu daun dalam proses transpirasi, dan daun berfotosintesis.  
2.      Pada tanaman Xerofit,
Sesuai habitat hidupnya,  tanaman Xerofit seperti  kaktus yang hidup di tempat yang kekurangan air,  mempunyai tubuh batang yang berdaging tebal yang berfungsi  untuk menyimpan air. Sifat batang tanaman ini adalah basah, terdapat duri yang merupakan modifikasi daun  dan lapisan lilin yang berfungsi untuk mengurangi penguapan air. Selain batang yang berdaging tebal, kaktus juga memiliki akar yang panjang dan besar. 
Selain yang telah diuraikan di atas, batang dapat melakukan adaptasi dengan melakukan modifikasi pada permukaan batangnya, antara lain sebagai berikut :
1.      Berambut ( Pilosus )
Ini seperti pada tumbuhan tembakau ( Nicotiana tabacum ).
2.      Berduri ( Spinosus ) 
Contohnya pada Mawar ( Rosa sp ), Bougenville, dan  Putri Malu ( Mimosa pudica ),  melindungi diri dengan batangnya  yang berduri. Duri pada batang ini merupakan pennjelmaan batang atau dahan, yang berfungsi sebagai alat perlindungan diri dari pemangsa. Ini berbeda dengan duri yang ada pada kaktus, pada kaktus duri ditujukan untuk mengurangi penguapan, karena kaktus merupakan tumbuhan yang hidup pada daerah kekurangan air.                             

Pinus merkusii memiliki saluran
resin yang dapat menghasilkan suatu metabolit sekunder bersifat alelopati (Taiz & Zeiger,
1991). Alelokimia pada resin tersebut termasuk pada kelompok senyawa terpenoid, yaitu
monoterpen α-pinene dan β-pinene (Harborne, 1987; Taiz & Zeiger, 1991). Senyawa ini
diketahui bersifat toksik baik terhadap serangga maupun tumbuhan. Selain itu, senyawa
tersebut merupakan bahan utama pada pembuatan terpentin. Monoterpen (C–10) merupakan
minyak tumbuh-tumbuhan yang terpenting yang juga bersifat racun (Sastroutomo, 1990).
Dari beberapa kajian ekologis pada daerah pertumbuhan pohon pinus menunjukkan tidak
ada pertumbuhan tanaman herba, hal tersebut diduga karena serasah daun pinus yang
terdapat pada tanah mengeluarkan zat alelopati yang menghambat pertumbuhan herba. Hal
tersebut di perkuat dengan penelitian terhadap kemampuan daun pinus yang belum
terdegradasi yang dapat menurunkan pertumbuhan panjang radikula kecambah sawi (Marisa,
1990). Hal tersebut menunjukkan bahwa kandungan senyawa pada daun pinus merkusii
mempunyai potensi sebagai bahan bioherbisida untuk mengkontrol pertumbuhan gulma yang
dapat menganggu pertumbuhan produksi tanaman pangan antara lain tanaman padi. Salah
satu gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman padi adalah Echinochloa colonum dan
Amaranthus viridis.
Pengendalian gulma pada dasarnya adalah suatu usaha untuk mengubah keseimbangan
ekologis yang bertujuan menekan pertumbuhan gulma, tetapi tidak berpengaruh negatif
terhadap tanaman budidaya. Dengan demikian diharapkan dengan adanya pengolahan tanah,
waktu tanam, pemupukan, jarak tanam dan varietas yang tepat, dapat menekan pertumbuhan
gulma sehingga persaingan antara tanaman dengan gulma tidak dapat terjadi. Biasanya
tanaman sangat peka terhadap faktor lingkungan pada umur sepertiga sampai setengah umur
tanaman. Maka pada saat itulah waktu yang tepat untuk dilakukan pengendalian gulma
(Sukman dan Yakup, 2002).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas atau mengendalikan pertumbuhan
gulma ini, salah satunya adalah dengan menggunakan herbisida. Penggunaan herbisida
sintetis yang berlebihan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan, karena sifatnya yang
sulit terurai dalam tanah sehingga meninggalkan residu atau terjadi pengendapan bahan
toksikan pada medium tanah (bioakumulasi) dan biomagnifikasi (pembesaran kadar bahan
toksikan melalui rantai makanan). Hal tersebut dapat membahayakan organisme lain terutama
manusia sebagai konsumen terakhir (biomagnifikasi) pada rantai makanan dari tanaman padi
ini.
Adanya fenomena tersebut menjadi pemicu timbulnya banyak penelitian yang berusaha
mencari solusi, yaitu suatu bahan alami yang dapat digunakan sebagai bioherbisida yang
sifatnya aman karena mudah terdegradasi dalam tanah sehingga tidak meninggalkan residu.
Salah satu hasil penelitian yang dapat dijadikan alternatif dalam penggunaan herbisida adalah
pemanfaatan mekanisme alelopati dari suatu tumbuhan.
Untuk mengkaji potensi tersebut maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji
efektivitas daya hambat ekstrak daun pinus terhadap perkecambahan gulma Echinochloa
colonum dan Amaranthus viridis.



Free download softfile klik ::
PPT Batang
Word Batang
Included :: Adaptasi Batang - Batang Primer dan Sekunder

Terimakasih :)

Batang - Anatomi Tumbuhan

Member of Group :

Iffa Faiza Choirunnisa 4401410071
Wulandari 4401410081
"subur di tanah yang gersang"


BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan Ontogeni Batang
Pucuk batang biasanya terdiri atas aksis, yaitu epikotil yang berisi beberapa buku yang belum memanjang dan beberapa primordia daun. Pada perkecambahan biji, embrio membesar dan mulai tumbuh, meristem pucuk batang muda menambah primordia daun dan buku. Panjang buku beragam pada spesies yang berbeda. Pada tumbuhan yang daunnya tersusun pada roset basal, bukunya Sangay pendek. Namur, sebagian besar spermatophyta bukunya memanjang. Setuap ruas trerdapat satu atau lebih daun. Susunan daun pada batang disebut filotaksis.
Posisi primordia pada ujung batang dipengaruhi oleh factor dalam, yaitu faktor yang mengendalikan penebaran potensi pertumbuhan dalam meristem pucuk. Susunan daun disebabkan oleh adanya interaksi dalam pucuk atau pengaruh jeringan dewasa dibawah pucuk melalui perikambium. Ada tiga teori utama yang mendasari penelitian mengenai interaksi local dalam pucuk ini.
1. Teori ruang pertama yang tersedia (first available space theory). Menurut teori ini, primordial daun meningkat dalam ruang pertama yang mencapai lebar minimum dan jarak minimum di bawah pucuk batang.
2. Teori lahan daun atau lahan primordia leaf fields atau primordial fields theory). Menurut teori ini, primordia bersama dengan bagian meristem pucuk membentuk unit fisiologi. Primordia di bentuk pada tempat yang khas.
3. Teori pilin ganda daun (multiple foliar helices theory). Menurut teori ini, sifat mitosis khusus dipindahkan secara akropetal yang berujung pada pusat pembentukan daun.


BAB II
PEMBAHASAN

1. Batang Primer
Batang primer berkembang dari protoderm, prokambium, dan meristem dasar. Sususnan dan struktur jaringan meristem batang adalah sebagai berikut.
a. Epidermis
Epidermis batang pada umumnya disusun oleh selapis sel-sel yang mempunyai kutikula serta dinding sel yang berkutin. Epidermis adalah jaringan yang hidup, sel-selnya mempunyai daya untuk membelah-belah. Sifat ini penting karena epidermis harus mengimbangi bertambah besarnya batang karena adanya perubahan menebal primer dan sekunder. Sel-sel epidermis mengimbangi pertumbuhan ini dengan pembesaran kearah tangensial dan pembelahan radial.
Batang dikelilingi epidermis. Diantara sel epidermis ada yang berubah menjadi sel penutup, idioblas, dan berbagai tipe trikoma. Disebelah dalam epidermis terdapat korteks yang terdiri atas berbagai tipe sel. Korteks yang paling sederhana seluruhnya terdiri atas sel parenkim berdinding tipis. Pada Pelargonium, Retama, dan Salicornia, parenkim berfungsi untuk fotosintesis dan sebagai penyimpan tepung dan metabolit lain. Daerah di luar korteks yang berbatasan dengan epidermis terdiri atas kolenkim atau serabut. Korteks batang ini dapat juga berisi sklereida, sel sekretori, dan latisifer.
b. Korteks
Korteks batang tersusun terutama oleh parenkim biasanya mengandung kloroplas. Ruang-ruang antar sel sangat nyata, tetapi kadang-kadang hanya terbatas pada parenkim yang terletak di bagian tengah korteks. Pada kebanyakan tumbuhan angiospermae yang akuatik korteks berkembang sebagai earenkim dengan ruang-ruang antar yang besar. Daerah periver korteks serinh kali tersusun oleh kolenkim, dalam susunan berkas atau sebagai lapisan yang berkesinambungan. Pada berbagai tumbuhan terutama rumput-rumputan, bagian luar batang tidak dikeluarkan oleh kolenkim melainkan oleh sklerenkim. Tumbuhan koniver umumnya tidak mempunyai jaringan penguat pada korteksnya.
Batas antara korteks dan stele adalah endodermis. Endodermis batang berbeda denagan endodermis akar. Sel endodermis terdiri atas sel hidup yang berbentuk silinder kosong. Dinding endodermis mempunyai struktur yang khas dan khusus. Pada dinding menjari dan melintang terdapat penebalan lignin (zat kayu) dan suberin (zat gabus), yang disebut pita caspary. Dalam perkembangannya, sel endodermis mengalami perubahan, yaitu penambahan lapisan gabus di seluruh permukaan dalam dinding sel. Selanjutnya dikuti dengan penambahan lapisan sekunder dari selulosa, yang sering kali berisi zat kayu pada sisi dalam lapisan gabus. Lapisan endodermis batang Dicotyledoneae sering kali berisi butir tepung hingga lapisan ini disebut sarung tepung. Pada daerah batang yang tua tidak terdapat sarung tepung. Disebelah dalam lapisan endodermis terdapat perisiklus yang merupakan satu lapisan sel diluar floem.
c. Stele
Terdiri atas jaringan atau berkas-berkas pengangkut, empulur, di tambah dengan daerah perikambium dan jari-jari empulur untuk jaringan tertentu. Stele berada di sebelah dalam endodermis, yang berisi sistem pembuluh. Pada Gymnospermae dan sebagian besar Dicotyledoneae, sistem pembuluh terdiri atas silinder bercelah dan bagian tengahnya disebut empulur. Terdapat dua tipe jaringan pembuluh, yaitu floem yang biasanya terletak dibagian luar dan xylem yang biasanya terletak di bagian dalam. Xilem dan floem ini membentuk berkas pengangkut.

§ Berkas-berkas pengangkut
Sistem vaskuler primer pada tumbuhan vaskuler terdiri atas berkas-berkas bervariasidalam ukurannya serta susunannya. Masing-masing disebut berkas pengangkut, letak floem terhadap xylem berfariasi, dan ini telah kita kenal sebagai tipe-tipe berkas pengangkut. Kita mengenal berkas pengangkut seperti kolateral (tertutup dan terbuka), bikolateral, konsentris (terpusat), dan radial (menjari).
1. Kolateral
Tipe kolateral dibedakan menjadi kolateral tertutup dan terbuka. Disebut kolateral tertutup apabila di antara xylem dan floem tidak terdapat kambium, tetapi terdapat parenkim penghubung. Tipe ini biasa terdapat dalam batang Monocotyledoneae. Pada kolateral terbuka, di antara xylem dan floem terdapat kambium yang bersifat dipleuris. Tipe ini biasanya terdapat pada batang Dycotyledoneae.
2. Bikolateral
Berkas pengangkut bikolateral terdiri atas satu bagian xylem ditengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan satu bagian di sebelah dalam. Antara xylem dan floem luar terdapat kambium, dan antara xylem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung. Tipe bikolateral terdapat pada beberapa Dicotyledoneae, misalnya pada Solanaceae, Cucurbitaceae, Asclepiadaceae, Apocynaceae, Convolvulaceae, dan Compositae.
3. Konsentris (Terpusat)
Berkas pengangkut tipe konsentris terdiri atas xylem yang dikelilingi oleh floem atau sebaliknya. Apabila xylem dikelilingi oleh floem disebut konsentris amfikibral, yang biasa terdapat pada Pteridophyta. Apabila floem dikelilingi oleh xylem disebut konsentris amfivasal, yang biasa terdapat pada monocotyledoneae misalnya pada Aloe arborescens, Dracaena, Cordylin, dan sebagainya.
4. Radial (Menjari)
Berkas pengangkut tipe menjari terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselang seling menurut arah jari-jari. Susunan seprti ini terdapat pada akar sewaktu xylem dan floem dalam keadaan primer.

§ Empulur
Empulur biasanya terdiri atas parenkim yang mungkin juga mengandung kloroplas, empulur mempunyai ruang-ruang antar sel yang nyata, setidaknya di bagian tengahnya. Bagian periver empulur mungkin berbeda dengan bagian tengah, ialah oleh adanya sel-sel yang lebih kompak dan relatif lebih kecil dan umumnya lebih lama. Karena empulur juga disebut medulla, maka daerah periver empulur yang berbeda dengan bagian tengah disebut daerah perimedular atau sarung medular.
§ Perikambium
Perikambium disebut juga perisikel, ini adalah jaringan yang disusun oleh beberapa lapisan sel, melingkupi jaringan vaskuler. Perikambium dibatasi disebelah dalamnyaoleh floem primer, sedang disebelah luarnya oleh endodermis. Jika tidak terdapat endodermis perikambium berbatasan dengan korteks.
§ Jari-jari empulur
Adalah berupa pita radier, terdiri atas sel-sel yang berderet-deret, mulai dari empulur sampai dengan floem. Posisi serta sifatnya yang parenkimatik menunjukkan seakan-akan merupakan bagian empulur yang meluas radial, itulah sebabnya jaringan ini disebut jari-jari empulur. Fungsinya adalah melangsungkan pengaliran makanan ke arah radial.
Empulur merupakan tubuh silindris dari jaringan di bagian tengah batang yang dikelilingi oleh jaringan pembuluh.Empulur terdiri atas jaringan yang agak seragam, terutama parenkim dengan susunan longgar. Sering kali terdapat sel parenkim yang berdinding tebal dengan penebalan lignin. Selain itu juga terdapat sklereida. Pada beberapa spesies, terdapat struktur sekretori dalam empulur. Pada batang beberapa tumbuhan, misalnya Phytolaca americana, empulurnya berongga.
Pada sebagian besar Monocotyledoneae dan sedikit Dycotyledoneae, sistem pembuluh primer terdiri atas sejumlah besar berkas pengangkut yang tersebar tidak beraturan sehingga tidak dapat dibedakan secara tegas batas antara korteks, silinder pembuluh, dan empulur.
Sistem pembuluh yang dibicarakan diatas adalah jaringan primer yang terdiri atas protoxylem dan metaxylem serta protofloem dan metafloem. Apabila protoxylem terdapat di bagian dalam dari metaxylem dan diferensiasi metaxylem ke arah perifer seperti pada batang Angiospermae, disebut Endark. Apabila protoxylem terdapat di bagian luar dari metaxylem dan metaxylem berdiferensiasi secara sentripetal seperti pada akar Angiospermae, disebut Eksark. Sering kali terjadi mesark, apabila diferensiasi metaxylem ke arah sentripetal dan sentrifugal dari protoxylem. Tipe mesark dan eksark xylem primer tampaknya lebih primitif.
Pada Angiospermae, khususnya Dycotyledoneae, silinder pembuluh primer terputus-putus pada tiap ruas karena keluarnya satu atau lebih berkas pengangkut yang termasuk kedalam daun. Bagian ini disebut jejak daun (leaf trace). Menurut jumlah jejak daun pada tiap ruas, ada yang disebut unilakuna, trilakuna, dan multilakuna. Menurut Sinnot (1914), ruas trilakuna adalah tipe primitif pada Angiospermae. Namun menurut Bailey (1956), dalam proses vaskularisasi, Angiospermae dapat mengalami perubahan yang reversibel.
Dari kenyataan tersebut dapat diasumsikan bahwa:
1. Ruas unilakuna dari Ranales tertentu adalah primitif dan tidak dapat berubah selama evolusinya.
2. Pada Dycotyledonae tertentu, misalnya Leguminosae dan Anacardiaceae, ruas unilakuna diturunkan dengan pengurangan dari suatu ruas trilakuna; dan
3. Pada Dycotyledonae yang lain, misalnya Epecridaceae dan Cloranthaceae, ruas tri- dan multilakuna berasal dari ruas unilakuna.
Ujung pucuk berkembang menjadi cabang dan mempunyai hubungan pembuluh dengan sumbu utama. Hubungan pembuluh ini disebut jejak cabang (branch traces). Pada ruas, jejak cabang dekat sekali dengan jejak daun.
Batang berbagai Dycotyledonae berbeda satu sama lain dalam hal pola pembentukan jaringan pembuluh primer. Perbedaan ini ada hubungannya dengan perkembangan evolusi. Diasumsikan bahwa selama terjadi evolusi, silinder pembuluh primer menjadi lebih tipis dan terjadi pengurangan ke arah menjari. Karena ada celah daun, celah batang, dan perforasi, pengurangan jaringan pembuluh selanjutnya terjadi ke arah membujur. Silinder menjadi terbelah menjadi untaian memanjang, dan ini terdapat pada sebagian besar Dycotyledoneae.

Sistem pembuluh pada Monocotyledoneae biasanya terdiri atas berkas yang tersebar di seluruh jaringan dasar pada batang. Ada dua tipe dasar susunan berkas pengangkut pada Gramineae, yaitu sebagai berikut:
1. Berkas pengangkut tersusun dalam dua lingkaran. Lingkaran luar tersusun dari berkas pengangkut yang kecil dan disebelah dalam tersusun atas berkas pengangkut yang besar.
2. Berkas pengangkut tersebar diseluruh penampang melintang batang. Setiap berkas pengangkut dikelilingi oleh selubung sklerenkim.
(A) (B)
Gambar: Tipe berkas pengangkut (A) Berkas pengangkut tersebar (B) Berkas pengangkut tersusun menjadi dua lingkaran.

2. Tipe Stele
Pola susunan jaringan pembuluh primer berbeda pada berbagai kelompok tumbuhan, bahkan dalam spesies yang sama. Pola yang bebbeda menggambarkan berbagai tahap dalam evolusi sistem pembuluh primer. Para ahli menggolongkan stele menjadi beberapa tipe, yaitu sebagai berikut:
1. Protostele
Protostele merupakan tipe yang paling primitif. Jaringan pembuluh di bagian tengahnya terdiri atas xylem yang dikelilingi oleh floem. Ada beberapa bentuk protostele, yaitu:
a. Haplostele
Haplostele merupakan tipe yang paling primitif terdapat pada batang Selaginella.
b. Aktinostele
Pada aktinostele, xylem membentuk jari-jari dengan floem di antaranya. Aktinostele dapat di jumpai pada batang Psilotum.
c. Plektostele
Plektostele mempunyai xylem yang terbagi emnjadi bagian-bagian yang sejajar satu sama lain dengan floem terdapat diantaranya, misalnya pada batang Lycopodium.
d. Stele dengan empulur campuran
Pada paku-pakuan primitif, unsur-unsur xylem bercampur dengan sel-sel parenkim empulur.
2. Sifonostele
Sifonostele merupakan modifikasi dari protostele. Berdasarkan letak xylem dan floem, sifonostele dibedakan menjadi dua:
a. Sifonostele ektofloem
Floem mengelilingi xylem, dan terdapat empulur dibagian tengah; dijumpai pada selaginella.
b. Sifonostele amfifloem
Floem terdapat disebelah luar dan sebelah dalam dari xylem; dijumpai pada Adiantum dan Marsilea.
3. Solenostele
Solenostele merupakan modifikasi dari sifonostele dengan adanya jendela daun, yaitu bagian parenkimatis yang terdapat langsung di atas pembelokan berkas pengangkut yang menuju ke daun. Pada solenostele, jendela daun pendek dan tidak ada tumpang tindih antara jendela daun yang satu dengan yang lainnya. Solenostele dibedakan menjadi dua:
a. Solenostele amfifloem, yanglebih maju, terdapat jendela daun yang overlap satu sama lain dan disebut diktiostele. Pada stele terdapat jaringan silindris yang mempunyai struktur konsentris yang terdiri atas xylem dibagian sentral, dikelilingi oleh floem. Dari sudut pandang anatomi, stele ini adalah berkas pengangkut amfikibral.
b. Solenostele ektofloem, yang berkembang secara evolusioner menjadi eustele.
4. Eustele
Sistem pembuluh dari tumbuhan eustele terdiri atas berkas pengangkut kolateral atau bikolateral.
5. Stele polisiklus
Tipe stele ini merupakan tipe yang paling rumit diantara tumbuhan paku. Strukturnya adalah sifonostele. Stele terdiri atas dua atau lebih silinder terpusat dari jaringan pembuluh.
6. Ataktostele
Ataktostele adalah tipe stele yang berkas pengangkutnya tersebar seperti yang terdapat pada Monocotyledoneae.
7. Polistele
Pada sebagian besar tumbuhan hanya terdapat satu lingkaran endodermis yang membatasi stele dengan korteks. Pada kasus yang jarang terjadi, batang atau akar mempunyai lebih dari satu stele. Kondisi seperti inilah yang disebut Polistele.

Pada sifonostele tidak semua interupsi dalam jaringan pembuluh adalah jendela daun seperti yang di jelaskan diatas. Beberapa interupsi merupakan hasil dari reduksi jaringan pembuluh sekunder dan pembentukan parenkim intravaskuler. Interupsi seprti ini disebut perforasi. Apabila perforasi terdapat dalam solenostele akan kacau dengan diktiostele. Hubungan parenkim antara empulur dengan korteks disebut jari-jari empulur.

3. Batang Sekunder
Pertumbuhan sekunder batang merupakan hasil dari keaktifan kambium pembuluh yang membelah secara terus-menerus sehingga jumlahnya meningkat. Pertumbuhan sekunder ini khas pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Beberapa dikotil menerna (herbaceous) dan kebanyakan Monokotil tidak menebal sekunder. Pada pertumbuhan sekunder terjadi pembentukan periderm dari felogen. Kambium yang terdapat di antara xylem dan floem disebut kambium pembuluh (kambium intravaskuler). Sementara, kambium yang terdapat diantara berkas pengangkut disebut kambium antar pembuluh (kambium intervaskuler).
Kambium mengadakan dilatasi, yaitu pembelahan dengan cepat kearah membujur dan menjari sehingga diameter batang menjadi lebih tebal. Ke arah dalam kambium membentuk xylem sekunder, sedangkan kearah luar membentuk floem sekunder. Jaringan yang dibentuk pada pertumbuhan sekunder disebut jaringan sekunder. Kambium biasanya terdiri atas 2 tipe sel sebagai berikut:
1. Sel inisial menggelendong, yang selnya memanjang dan berujung runcing. Pada batang Sequoia sempervirens yang tua, panjang sel-sel ini mencapai 8,7mm,
2. Sel inisial bersinar (ray initial cell), yang selnya banyak dan lebih kecil dari tipe sel inisial menggelendong, bentuknya hampir isodiametris.
Kedua tipe sel inisial lebih besar pada batng yang tua daripada batang yang muda. Unsur yang berorientasi memanjang dalam organ, seperti unsur trakea, serabut, parenkim xylem,floem, dan unsur tapisan berkembang dari sel inisial menggelendong. Sel yang berorientasi mendatar dalam organ berkembang dari sel inisial jari-jari. Sel kambium mempunyai noktah primer dengan plasmodesmata. Dinding menjari lebih tebal dari pada dinding membujurnya. Apabila kambium aktif, wilayah kambium terdiri atas beberapa lapisan sel. Apabila kambium dorman, wilayah kambium berkurang,biasanya hanya satu lapisan sel saja. Berdasarkan susunan sel menggelendong, kambium dapat dibedakan menjadi dua tipe berikut:
1. Kambium bertingkat atau berlapis, letak sel inisial menggelendong tersusun dalam deretan mendatar sehingga ujungnya sama tinggi. Panjang sel inisial ini beragam antara 140-520 mm.
2. Kambium tidak bertingkat, letak sel inisial menggelendong tumpang tindih satu dengan yang lainny. Tipe kambium ini ditemukan dengan panjang yang beragam antara 320-2300 mm.

Hasil penebalan sekunder menyebabkan lingkaran silinder xylem meningkat. Kambium bertingkat membelah antiklin memanjang. Pada kambium tidak bertingkat, sel inisial menggelendong membelah miring, semu melintang, dan antiklin, yang diikuti dengan pertumbuhan intrusif.
Pada Gymnospermae, bagian kayu maupun kulit kayu mempunyai banyak pembuluh resin, kecuali pada Gnetaceae. Pada Dycotyledoneae tidak terdapat pembuluh resin. Pada Monocotyledoneae tidak terdapat pertumbuhan sekunder. Antara xylem dan floem terdapat parenkim penghubung. Pada tumbuhan yang masih muda, titik tumbuh kecil, tetapi semakin lama semakin meluas sehingga batang Monocotyledoneae juga dapat membesar, misalnya pada Palmae. Jadi, pembesaran batang tidak disebabkan oleh pertumbuhan sekunder, tetapi oleh melebarnya titik tumbuh.
§ Struktur Batang Sekunder
1. Batang Dikotil
® Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Angiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae
d. Stele
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. Ikatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xylem dan floem. Letak saling bersilangan, xylem disebelah dalam dan floem disebelah luar. Antara xylem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat diantara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang emngakibatkan bertambah besarnya diameter batang.



® Jaringan pada bagian luar batang yang baru:
• Felogen atau kambium gabus
Suatu lapisan yang tumbuh kearah luar batang dan akar tumbuhan tua. Jaringan ini adalah meristem, yaitu daerah sel-sel yang tetap membelah. Lapisan ini menghasilkan 2 lapisan yang baru yaitu feloderm dan felem.
• Feloderm
Suatu lapisan sel yang dihasilkan oleh felogen pada bagian dalam. Lapisan ini menggantikan korteks dan kadang-kadang disebut korteks sekunder.
• Felem atau gabus
Suatu lapisan sel yang dihasilkan oleh felogen pada bagian luar. Sel-sel ini mengalami suberisasi, menjadi berlekatan dengan zat lilin yang disebut suberin. Hal ini menyebabkan lapisan luarnya kedap airnya. Sel-sel felem secara perlahan mati dan menggantikan lapisan luar sebelumnya (epidermis pada batang dan endodermis pada akar). Sel-sel felem yang mati disebut kulit kayu.
2. Batang Monokotil
Pada batang monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya diantara xylem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada monokotil menyebabkan batang tumbuhan monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon nenas seberang (Agave sp).
4. Tipe batang
Struktur batang primer berbeda dengan struktur batang sekunder sehingga sering kali digunakan untuk membedakan tipe batang. Biasanya tipe batang dibedakan atas batang Conifer, Dikotil berkayu, Dikotil tidak berkayu (perdu), Dikotil merambat, Dikotil dengan pertumbuhan menyimpang, dan Monokotil.

§ Batang Conifer
Contoh batang conifer adalah pinus. Batang pinus mempunyai tipe berkas pengangkut konsentris amfikribral. Pada floem primer tidak terbentuk serabut pada bagian tepi dan tidak ditemukan adanya endodermis. Selama pertumbuhan sekunder, batas luar dari floem dapat dikenali dengan adanya jari-jari empulur. Terkadang, sel diluar floem berisi tanin. Sejak pertumbuhan awal, batang mengandung pembuluh resin pada korteks. Apabila batangnya membesar, pembuluh resin juga menjadi lebih luas.
§ Batang Dikotil Berkayu
Pada kebnayakan dikotil berbentuk pohon, daerah antar pembuluhnya sempit, misalnya pada Salix, Prunus, dan Quercus, dan sangat sempit pada Tilia. Pada spesies-spesies tersebut, jeringan sekunder membentuk silinder yang membentang terus, tidak diputus oleh jari-jari empulur.
Di bawah epidermis terdapat selapis sel parenkim yang kemudian menjadi beberapa lapisan kolenkim. Bagian korteks yang lain terdiri atas sel parenkim yang berisi klorofil. Endodermos yang berisi tepung disebut floeoterma atau selubung tepung.
Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi getah (sel getah) yang juga terdapat pada bagian korteks. Pada batang yang sudah tua, empulur tediri atas sel berdinding tabal dan berwarna lebih tua karena banyak mengandung tanin. Selnya terdiri atas sel hidup yang mengandung tepung. Pada floem sekunder banyak di bentuk serabut yang terdiri atas pembuluh pengangkut dan sel parenkim.
§ Batang Dikotil Tidak Berkayu (Herbaceus = Menerna)
Pada batang muda terdapat epidermis dan masih terdapat pada awal pertumbuhan sekunder. Pada batang tua akan terbentuk periderm dengan lentisel. Satu atau dua lapisan korteks dibawah epidermis berisi kloroplas. Lapisan ini di ikuti oleh dua atau tiga lapisan kolenkim, dan parenkim dengan sel getah. Floem primer berisi serabut dekat dengan korteks (serabut protofloem). Didalam floem sekunder juga terdapat serabut, tetapi tidak pada metafloem. Kambium pembuluh memisahkan floem dengan xylem sekunder dengan membentuk silinder yang padat. Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi sel getah. Tepung dan kristal sering terdapat dalam empulur maupun korteks.
Berkas pengangkut pada batang menerna biasanya koleteral. Solanaceae, misalnya tomat, kentang, dan tembakau, serta Cucurbitaceae, misalnya labu, mempunyai berkas pengangkut bikolateral. Jadi, selain floem yang terdapat di bagian luar xylem, juga terdapat floem dalam. Kambium terdapat di antara floem luar dengan xylem sehingga pertumbuhan sekunder hanya terjadi di daerah antara floem luar dan xylem saja. Korteks terdiri atas parenkim dan kolenkim.
§ Batang dikotil merambat
Pada Aristolochia, jaringan pembuluh primer tersusun kolateral. Jaringan primer terdiri atas epidermis, korteks yang terdiri atas parenkim dan kolenkim yang mengandung klorofil, dan silinder pusat (stele) yang terdiri atas serabut yang banyak mengandung tepung.
Sel yang dibentuk pada akhir masa pertumbuhan relatif lebih kecil. Floem sekunder tidak berserabut. Apabila diameter batag membesar, setiap berkas pengangkut juga membesar ke arah luar atau ke arah tepi. Pada beberapa spesies, beberapa sel parenkim berubah menjadi sel batu. Periderm membentuk sel kolenkim di bawah epidermis.
Cucurbita mempunyai berkas pengangkut bikolateral. Epidermis uniseriate dan di bawahnya terdapat kolenkim dan klorenkim. Klorenkim terdapat di bawah epidermis yang mempunyai stomata. Endodermis mengandung tepung. Ciri khas batang dikotil merambat adalah terdapatnya sklerenkim diluar berkas pengangkut.
§ Batang Dikotil dengan Pertumbuhan Sekunder yang Menyimpang
Pertumbuhan sekunder yang menyimpang di gunakan untuk menunjukkan bentuk keaktifan kambium yang menyimpang dari kebiasaan, yang ditemukan pada Conifer dan tumbuhan dikotil berkayu dari daerah beriklim sedang. Pada beberapa tumbuhan dengan pertumbuhan menyimpang, kambium pembuluh terdapat pada kedudukan normal. Namun, tubuh sekunder menunjukkan penyebaran xylem dan floem yang tidak biasa. Pada Leptadenia, Strychnos, dan Thunbergia, floem dibentuk tidak hanya ke arah luar, tetapi juga ke arah dalam sehingga floem sekunder terdapat di dalam xylem sekunder.
Pada Amaranthaceae, Chenopodiaceae, Menispermaceae, dan Nygtaginaceae, serangkaian kabium pembuluh tersusun dari bagian pusat batang ke arah luar. Masing-masing kambium menghasilkan xylem ke arah dalam dan floem ke arah luar sehingga terjadi lapisan yang terdiri atas xylem, kambium, dan floem. Pada batang Bougainvillea spectabilis, xilem dan floem membentuk untaian yang tertanam dalam jaringan parenkim, yang disebut jaringan konjungtif. Jaringan ini merupakan hasil keaktifan kambium di antara berkas pengangkut yang mirip dengan keaktifan kambium antar pembuluh, tetapi masa keaktifannya terbatas. Bouganvillea spectabilis mempunyai kambium yang tidak normal.
Pertumbuhan menyimpang yang lain juga terjadi pada Bignoceae. Setelah silinder kambium biasa terbentuk pada akhir pertumbuhan primer, empat bidang kambium berhenti menghasilkan xilem, tetapi terus melepaskan turunannya ke sisi floem. Jadi ada dua jenis kambium, yaitu (1) dipleuris, yang menunjukkan keaktifan kedua arah, dan (2) monopleuris, yang keaktifannya hanya ke satu arah. Dari pertumbuhan yang menyimpang ini terbentuklah floem yang tertanam dalam xilem. Setiap panel floem yang tertanam dalam xilem mempunyai kambium yang hanya menghasilkan floem ke arah luar saja. Di antara xilem dan floem tepi terdapat kambium yang menghasilkan xilem ke arah dalam dan floem ke arah luar.
Aralia cordeta, yang mempunyai berkas pengangkut bikolateral, juga mengalami pertumbuhan menyimpang. Berkas pengangkut bikolateral biasanya terdiri atas xilem di bagian tengah dan floem di bagian luar dan dalam. Pada Aralia terjadi sebaliknya, yaitu floem terdapat di tengah, dan xilem terdapat di sebelah luar dan dalam.
§ Batang Monocotyledoneae
Batang Poaceae pada penampang melintangnya tampak mempunyai berkas pengangkut yang tersusun dalam dua lingkaran. Pada rumput-rumputan, berkas pengangkut yang tersusun melingkar di sebelah luar tertanam dalam jaringan sklerenkim. Antara berkas pengangkut yang kecil dengan epidermis terdapat serabut dan klorenkim. Stomata terdapat pada epidermis didekat klorenkim. Pada batang dengan berkas pengangkut tersebar, tidak terdapat lapisan serabut tepi, akan tetapimparenkim di bawah epidermis akan mengalami panskleritan. Pada batang monokotil, tidak terjadi pertumbuhan sekunder dan berkas pengangkutnya mempunyai selubung sklerenkim.
Monocotyledoneae selai Poaceae juga mempunyai berkas pengangkut tersebar atau melingkar dekat bagian tepi. Potamogeton, tumbuhan Monokotil yang hidup di air, mempunyai korteks lebar yang terdiri atas jaringan aerenkim. Antara korteks dan silinder pembuluh di batasi oleh endodermis yang selnya kecil.
Pada umumnya, Monokoyil tidak mempunyai pertumbuhan sekunder dari kambium pembuluh, tetapi batangnya dapat berkembang menjadi tebal. Misalnya pada Palmae. Penebalan ini berasal dari pembelahan dan pembesaran sel parenkim dasar. Pertumbuhan ini di sebut pertumbuhan sekunder menyebar (diffuse). Namur ada juga tumbuhan Monokotil yang mempunyai kambium sehingga mengalami pertumbuhan sekunder, yaitu pada Liliflorae berkayu (Agave, Aloe, Cordyline, Dracaena, Sansevieria, dan Yucca). Kambium berasal dari parenkimyang terdapat di luar berkas pengangkut primer, yang menghasilkan berkas pengangkut sekunder dan parenkim ke arah dalam, serta sejumlah kecil parenkim ke arah luar. Perkembangan berkas pengangkut berasal dari sel turunan kambium yang membelah memanjang, kemudian sel yang di hasilkan membelah memanjang lagi dua atau tiga kali. Hasil pembelahan ini berdiferensiasi menjadi unsur pembuluh dan bergabung dengan sel sklerenkim. Sel yang berderet tegak bergabung membentuk berkas pengangkut. Berkas pengangkut sekunder mungkin colateral atau amfivasal.

5. Penyesuaian Batang pada Berbagai Habitat
Seperti makhluk hidup lanilla, tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap lingkungannya. Berikut akan di bahas adaptasi struktur anatomi maupun fisisologi tumbuhan terhadap habitat yang berbeda-beda, yaitu habitat gurun pasir, yang banyak mengandung garam, dan akuantik.
a. Penyesuaian Batang pada Habitat Gurun Pasir dan Garam
Tumbuhan gurun pasir biasanya mempunyai daun yang Sangat kecil atau menggugurkan daunnya pada permulaan musim kering yang Sangay panjang. Pada beberapa tumbuhan, misalnya Artemisia sp., Reaumuria sp., Gymnocarpus fruticosus, dan Atriplex sp., dedaunan yang di gugurkan akan di ganti daun yang lebih kecil selama musim kering. Pada Retama raetam dan Calligonum comosum, fotosíntesis dilakukan oleh cabang hijau yang muda. Pada kebanyakan tumbuhan gurun pasir, biasanya cabang besar mati pada musim kering dan tubuh tumbuhan mengecil sampai usuran minimum. Pada permulaan musim hujan akan di bentuk cabang baru.
Pada tumbuhan gurun pasir, fungís fotosíntesis dilakukan oleh bagian korteks batang. Selain itu, sering terdapat jaringan fotosíntesis dan parenkim penyimpan air. Epidermis biasanya berlapis banyak yang di tutupi oleh kutikula tabal. Pada beberapa tumbuhan xerofit, stomata membuka tetapi daerah asimilasi di tutup oleh lilin atau senyawa yang lain. Mungkin juga stomata di tutup dari bagian dalam oleh sel yang berkembang dari sel tetangga atau sel palisade.
Pada batang primer, korteks umumnya sempit dan jeringan pembuluh terletak di bagian tepi empulur yang tebal. Meskipun demikian, korteks batang primer pada tumbuhan gurun pasir banyak mengandung garam, yang ternyata lebih tebal dari pada korteks tumbuhan mesofit.
Retama raetam adalah contoh tumbuhan dengan batang xeromorf. Sepanjang cabang hijau tumbuhan berusuk dan beralur. Stomata terletak di dalam alur yang mempunyai banyak rambut. Pada bagian tengah terdapat sel sklerenkim dan kiri-kanannya terdapat sel parenkim yang berfungsi untuk menyimpan air dan juga berisi cristal. Antara jaringan ini dan epidermis terdapat jaringan fotosíntesis yang terdiri atas sel parenkim yang kecil berisi kloroplas (klorenkim) dan cristal. Dinding luar epidermis tebal dan berkutikula.
Batang sukulen tumbuhan gurun pasir khas dengan jaringan penyimpan air yang berkembang baik di dalam korteks. Di bawah epidermis terdapat Hipodermis yang terdiri atas sel berdinding tipis, mirip dengan epidermis, berisi cristal. Di bagian dalam lapisan ini terdapat satu lapisan sel palisade yang berisi kloroplas. Di cébela dalam jaringan palisade terdapat satu sel berbentuk kubus berisi klorofil. Di sebelah dalamnya lagi terdapat parenkim penyimpan air yang juga berisi kristal druss yang besar. Pada batang tua terbentuk jaringan gabus pada parenkim luar, dan lapisan luarnya akan kering dan mengelupas.
Salicornia fruticosa yang tumbuh di tempat bergaram mempunyai struktur korteks yang lebih sederhana. Epidermis terdiri atas satu lapisan sel dan berdinding tipis. Jaringan fotosintesis berisi sel palisade yang besar dan menyimpan air seperti sel parenkim korteks di bagian dalam. Empulur sangat sempit.
b. Adaptasi pada Habitat Akuatik
Pemantakan sinar matahari yang terbatas ke dalam air menyebabkan kndisi yang sama dengan tumbuhan yang tumbuh di tempat terlindung (teduh). Daun dan batang di bawah permukaan air banyak mengandung kloroplas, tetapi kutikulanya berkurang. Kloroplas juga terdapat dalam sel epidermis, terutama pada habitat yang agak gelap. Kloroplas dalam epidermis lebih banyak daripada di jaringan bagian dalam. Korteks dan mesofil terutama berfungsi sebagai jaringan penyimpan tepung dan lemak. Tumbuhan hidrofit di bawah air tidak mempunyai stomata pada epidermisnya.
Penyerapan gas di permudah dengan adanya dinding sel yang tipis. Selain itu, pada korteks batang, jaringan dasar, dan mesofil tangkai daun terdapat lakuna sebagai tmpat lewatnya udara yang di bentuk secara skizogen. Lakuna dijumpai pada korteks bagian dalam batang. Korteks bagian luar tediri atas parenkim yang padat atau kolenkim. Korteks bagian dalam mengelilingi silinder pembuluh yang berisi parenkimyang rapat. Jumlah lakuna khas untuk setiap spesies. Lakuna dapat tersusun dalam satu lingkaran, misalnya pada Ceratophyllum dan Myriophyllum, serta dalam beberapa lingkaran, misalnya pada Hippuris. Pada tangkai daun Nuphar, lakuna tersusun berselang-seling.
Pada Myriophyllum, di sekeliling lakuna terdapat sel khusus yang mengandung kristal Ca oksalat. Pada Bracenia, terdapat kelenjar lendir di sekeliling lakuna. Pada Nymphaea dan Victoria terdapat idioblas.
Jaringan yang paling khusus di temukan pada batang dan akar nafas dari banyak tumbuhan adalah aerenkim. Aerenkim adalah suatu jaringan felem turunan felogen khas yang asal usulnya dari epidermis atau korteks. Aerenkim membantu sistem pengangkutan udara dalam tumbuhan air, dan dapat berkembang pada syuran yang tumbuh di tanah basah. Ruang antar sel sebagian besar berkembang dari kehancuran sel.
Sistem akar hidrofit biasanya sangat berkurang karena untuk penyerapan air dan garam di lakukan oleh batang dan daun. Demikian pula sistem pembuluhnya, terutama jaringan xilem juga sangat berkurang. Akar Thalassia tidak mempunyai unsur trakea. Unsur trake yang biasanya mempunyai penbalan dinding cincin atau spiral berkurang menjadi trakeida.

Proses-proses pembentukan lingkaran tahun
§ Tabung Pembuluh
Tabung pembuluh terbentuk pada tahap pertama penebalan sekunder pada batang. Semakin banyak kambium terbentuk diantara berkas pembuluh, semakin banyak xylem dan floem yang terbentuk menyususn tabung yang berkelanjutan
§ Penebalan sekunder pada batang
Produksi jaringan pembuluh selama bertahun-tahun pada tumbuhan yang telah tua, tumbuhan tersebuta menghasilkan pembesaran batang dan akar. Setiap tahun lapisan xylem dan floem baru (xylem dan floem sekunder) dihasilkan dari hasil pembelahan sel kambium yang berada diantara mereka. Proses ini sedikit berbeda antara batang dan akar namun hasil akhirnya adalah terus membesarnya bagian inti jaringan pembuluh (yang secara perlahan menekan pit pada batang). Sebagian besar dari bagian inti adalah xylem, yang disebut sebagai kayu. Daerah floem tidak membesar sama sekali, karena xylem menekan keluar sehingga menghambat pembesaran floem.
§ Lingkaran tahun
Lingkaran tahun dapat dilihat pada potongan melintang tumbuhan tua. Tiap lingkaran menunjukkan pembuluh xylem selama satu tahun, dan memiliki dua daerah yang berbeda, kayu musim semi dan kayu musim panas. Kayu musim semi yang lunak (kayu awal) terbentuk cepat pada musim pertumbuhan dan memiliki sel yang luas. Kayu musim panas kemudian dihasilkan lebih keras (kayu akhir) dihasilkan kemudian, maka sel-selnya lebih rapat.

NILAI EKONOMI DAN RELIGIUS DARI BAB ANATOMI BATANG
1. Nilai Ekonomi
Batang tumbuhan erat kaitannya dengan kehidupan manusia, dari batang tumbuha inilah manusia menggali kreatifitasnya untuk membuat benda-benda yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Batang pohon jati misalnya, banyak di minati masyarakat untuk dijadikan peralatan rumah tangga, seperti kursi, meja dan lain-lain. Tidak hanya itu, dari batang tumbuhan juga dapat dibuat karya seni yang mahal, seperti dibuat patung atau hiasan-hiasan lainnya.
2. Nilai Religius
Setelah mempelajari anatomi batang ini kita bisa mengetahui struktur batang dan juga menambah rasa iman kita kepada Allah SWT zat yang telah menciptakan semua makhluk hidup, yang masing-masing memiliki fungsi yang amat besar bagi kehidupan kita, termasuk tumbuhan. Seperti yang tercantum dalan al-Quran Surat Yaasiin ayat 33 dan 36;
“Statu tanda (kekuasaan kami). Kami perlihatkan lepada mereka. Kami hidupkan (suburkan) bumi yang telah mati (kering) lalu kami keluarkan bici-bijian yang dapat mereka makan” (Q,s Yaasiin:33)
“Maha suci Allah yang telah menciptakan sesuatu yang berpasang-pasangan, segala sesuatu yang ditumbuhkan oleh bumi dan bahkan dari mereka sendiri, Dari apa-apa yang tidak mereka ketahui” (Q.s Yaasiin:36)








BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Batang Primer
Batang primer berkembang dari protoderm, prokambium, dan meristem dasar.
a. Epidermis
Epidermis batang disusun oleh selapis sel-sel yang mempunyai kutikula serta dinding sel yang berkutin. Epidermis adalah jaringan yang hidup.
b. Korteks
Korteks batang tersusun terutama oleh parenkim biasanya mengandung kloroplas.
c. Stele
Stele berada di sebelah dalam endodermis, yang berisi sistem pembuluh.
§ Berkas-berkas pengangkut
1. Kolateral
Disebut kolateral tertutup apabila di antara xylem dan floem tidak terdapat kambium, tetapi terdapat parenkim penghubung. Pada kolateral terbuka, di antara xylem dan floem terdapat kambium.
2. Bikolateral
Berkas pengangkut bikolateral terdiri atas satu bagian xylem ditengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan satu bagian di sebelah dalam. Antara xylem dan floem luar terdapat kambium, dan antara xylem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung.
3. Konsentris
Berkas pengangkut tipe konsentris terdiri atas xylem yang dikelilingi oleh floem atau sebaliknya.
4. Radial
Berkas pengangkut tipe menjari terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselang seling menurut arah jari-jari.
2. Batang Sekunder
§ Batang Dikotil
® Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele
d. Stele
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. 
® Jaringan pada bagian luar batang yang baru:
• Felogen atau kambium gabus
Suatu lapisan yang tumbuh kearah luar batang dan akar tumbuhan tua.. Lapisan ini menghasilkan 2 lapisan yang baru yaitu feloderm dan felem.
• Feloderm
Suatu lapisan sel yang dihasilkan oleh felogen pada bagian dalam.
• Felem atau gabus
Suatu lapisan sel yang dihasilkan oleh felogen pada bagian luar. 
§ Batang Monokotil
Pada batang monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya diantara xylem dan floem tidak ditemukan kambium. 






DAFTAR PUSTAKA


Akhyar,Salman.2004.Biologi:Grafindo
Maryati, sri dkk. 2006.Biologi Jilid 2A untuk SMA kelas XI. Jakarta:Erlangga
Mulyani,Sri.2006.Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta:Kausius
Syamsuni.2009.Materi Pokok Anatomi Tumbuhan.Indramayu: UNWIR

Sumber lain :
http://id.wikipedia.org/wiki/Anatomi_tumbuhan
http://hermanypk.blogspot.com/2010/09/struktur-tumbuhan.html
http://asnani-biology.blogspot.com/2009/04/struktur-jaringan-tumbuhan.html
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/20/jaringan-pada-tumbuhan/
http://789science.blogspot.com/
http://gurumuda.com/bse/jaringan-tumbuhan
http://www.google.co.id/images?um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=s&biw=1024&bih=578&tbs=isch:1&q=penampang+batang+dikotil&revid=167778745&sa=X&ei=3BsHTaj-O5GvrAensNy-DQ&ved=0CDAQ1QIoAQ


Free download softfile klik ::
PPT Batang
Word Batang
Included :: Adaptasi Batang - Batang Primer dan Sekunder

Terimakasih :)





Minggu, 01 Januari 2012

Popularitas Bahasa Indonesia

POPULARITAS BAHASA INDONESIA yang KIAN MENURUN & BAHASA INGGRIS yang KIAN MENINGKAT dalam KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Latar Belakang
Apabila dilihat dari latar belakang sejarahnya, bahasa Indonesia mengalami masa-masa yang cenderung menurun dan naik. Pada saat Indonesia masih dijajah oleh Belanda, bahasa Indonesia jarang sekali digunakan karena di pemerintahan Belanda hanya menggunakan bahasa Belanda dan bahasa barat (bahasa Inggris) tetapi, ketika Indonesia dijajah oleh Jepang, bahasa Indonesia mengalami kemajuan sebab pada saat itu pemerintahan Jepang melarang keras digunakannya bahasa-bahasa barat, dan bahasa yang boleh digunakan hanya bahasa Indonesia.
Di era proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Ir. Soekarno dan Mohamad Hatta membacakan teks proklamasi dengan bahasa Indonesia. Berita tentang proklamasi tersebut menyebar hampir ke seluruh penjuru tanah air. Rakyat Indonesia yang mengetahui bagaimana menggunakan bahasa Belanda, bahasa Melayu, atau bahasa daerah lainnya menyambut dengan gembira akan proklamsai kemerdekaan Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia lelu berkata “Indonesia merdeka”.
Maka, penggunaan bahasa Indonesia saat itu hingga sekarang sudah sesuai dengan cita-cita proklamasi yaitu terwujudnya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan orang Indonesia. Hal ini diperkuat lagi dengan adanya Sumpah Pemuda yang mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Namun, saat ini pemakaian bahasa Indonesia mengalami krisis identitas dan mulai tersisih oleh semakin maraknya pemakaian bahasa asing dan bahasa campuran, baik dalam forum formal maupun nonformal. Dewasa ini banyak terlihat aneka merek dagang, nama tempat, nama gedung, pamflet dan kain spanduk yang menggunakan bahasa asing khususnya bahasa Inggris. Bukan itu saja, struktur teks juga menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Misalnya nama hotel misalnya ABC Hotel bukan Hotel ABC. Mereka mengasumsikan kalau merek dagang dalam bahasa asing atau bercampur dengan kata asing daya jualnya lebih besar dan bergengsi. Ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia lambat laun akan menjadi bahasa nomor dua saja di Indonesia setelah bahasa asing.
Femonema lain terlihat dengan istilah dari bahasa Inggris lebih sering dipakai dalam hal yang menyangkut komputer dan peralatan elektronik lainnya. Istilah-istilah seperti software dan hardware lebih sering digunakan dibanding padan katanya dalam bahasa Indonesia; piranti lunak dan piranti keras. Istilah telepon genggam juga telah kalah populer dengan handphone. Jika kita amati, terutama anak muda, ternyata banyak yang masih rabun membaca, gagap berbicara, dan sulit menulis. Mereka cenderung menggampangkan urusan berbahasa Indonesia. Selain itu, muncul anggapan bahwa apabila lihai berbahasa Inggris dianggap lebih modern dan lebih mengikuti arus perkembangan globalisasi dibanding dengan lihai dalam berbahasa Indonesia. Fenomena yang turut mendukung lainnya adalah kian maraknya sekolah bertaraf internasional yang mewajibkan siswa menguasai bahasa Inggris dan menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar baik dalam proses seleksi penerimaan siswa baru hingga penyampaian materi pelajaran sehari-hari.
Sebagai generasi muda penerus bangsa hal ini patut menjadi sebuah tugas besar bagi kita semua untuk tetap menjaga popularitas dan eksistensi bahasa Indonesia di tengah maraknya penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari.

Rumusan Masalah
1.    Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia saat ini ?
2.    Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan eksistensi bahasa Indonesia saat ini ?
3.    Upaya apa yang bisa dilakukan untuk menjaga popularitas dan eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu di Indonesia dalam era globalisasi saat ini ?
4.    Bagaimana peluang bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional layaknya bahasa Inggris ?

Tujuan
1.    Mengetahui persentase penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia saat ini
2.    Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan eksistensi bahasa Indonesia saat ini
3.    Mengetahui dan berusaha mempraktikkan berbagai upaya untuk menjaga popularitas dan eksistensi bahasa Indonesia di era globalisasi saat ini
4.    Mengetahui dan berusaha mewujudkan bahasa Indonesia menjadi bahasa Internsional layaknya bahasa Inggris



PEMBAHASAN

Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam Kehidupan Sehari-Hari Masyarakat Indonesia saat ini
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Sepotong bunyi sumpah pemuda di atas mengikrarkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Akan tetapi, itu tahun 1928. Sekarang? Bagaimana status bahasa Indonesia di kalangan anak muda saat ini ?
Sebagai bangsa, kita sudah sepakat memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu. Sejak dicetuskan pada 2 Mei 1926 dalam Kongres Pemuda I, dan kemudian “disumpahkan” pada 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia kemudian jatuh-bangun menjadi bahasa komunikasi di seantero nusantara. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi, juga bahasa pergaulan sehari-hari. Di Jakarta orang berbahasa Indonesia, di Ternate pejabat berpidato dengan bahasa Indonesia. Tua-muda pun berbahasa Indonesia. Oleh negara, bahasa Indonesia ini kemudian dikawal sedemikian rupa supaya semakin merata dan memenuhi kaidah berbahasa. Ada proses pembakuan yang sistematis digulirkan. Hasilnya berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Tesaurus Bahasa Indonesia, dan rujukan-rujukan berbahasa Indonesia lainnya, baik keluaran instansi pemerintah seperti Pusat Bahasa, maupun besutan linguis partikelir. Sampai kini pun belum sempurna benar. Masih banyak cacat bahasa di sana-sini yang tak kunjung dilinguisterapi (linguisterapi: terapi berbahasa). Ambil contoh soal ‘k-p-t-s’ yang luruh-tidaknya saat bersetubuh dengan awalan ‘me-’ masih riuh bergemuruh. Ada yang bilang seluruhnya luruh, ada yang sahut khusus serapan dari bahasa asing saja yang luruh. Bahasa Indonesia yang oleh beberapa kalangan diperjuangkan betul kebakuannya tidak akan membeku. Sebab, kebakuan berbahasa lewat bahasa tulis berpotensi menjauhkan kita dari orisinalitas berpikir kreatif. Dan ujungnya, bahasa Indonesia akan menjadi momok bagi penggunanya sendiri.
Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang tidak keren dan tidak adaptif terhadap perkembangan zaman. Pemuda dan pemudi masa kini lebih akrab menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan dan percakapan. Nginggris dianggap simbol intelektualitas dan bagian dari globalisasi (atau ketidakpercayadirian menggunakan bahasa Indonesia). Pembelajaran bahasa Indonesia dianggap selesai ketika berada di bangku sekolah menengah. Alasan yang sering dikemukakan adalah sebagai orang Indonesia tentu sudah pasti mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Benarkah demikian? Jika kita amati, terutama anak muda, ternyata banyak yang masih rabun membaca, gagap berbicara, dan sulit menulis. Mereka cenderung menggampangkan urusan berbahasa Indonesia.
Penggunan bahasa di kalangan pelajar SD justru sangat sopan dan sangat jelas tutur katanya walaupun masih acak-acakan penempatan bahasa mungkin karena belum terpengarauh bahasa moderenisasi. Mungkin ketika mereka beranjak kelas 5 dan kelas 6 mulai terlihat bahasa yang aneh dan mulai memakai kata-kata yang tidak sopan misalya gue dan elu. Mungkin hal ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan tempat tinggal mereka, umumnya mereka menyerap perkataan orang-orang yang dia lihat maupun mendengar perkatan di televisi karena sekarang banyak acara-acara televisi yang memasukkan bahasa-bahasa gaul di dalamnya dan mengikuti tren masa kini. Perkembanga bahasa dikalangan pelajar SD akan terus berkebang sesuai jaman dan tidak pernah hilang karna zaman terus berkembang dan bahasa pun ikut perkembang. Salah satu contohnya ada di situs di www.metrotvnews.com, dimana disana dijelaskan  bahwa para pelajar sekolah dasar Malaysia mencabut kebijakan penggunan bahasa Inggris sebagai bahasa untuk pelajaran matematika dan sains mulai tahun 2012 yang akan datang yang ditetapkan oleh wakil perdana mentri Malaysia merangkap menteri pendidikan Muhyiddin Yasin yang mengumumkan kebijakan di Putrajaya pada Rabu (8/7).
Penggunaan bahasa saat ini sangat memprihatinkan, banyak bahasa yang tertinggal padahal banyak bahasa di Indonesia yang beraneka ragam seperti bahasa Sunda, Jawa, Madura dan lain-lain, yang kita kenal justru bahasa asing (bahasa Inggris), bahasa yang harusnya kita kenal dan budayakan makin tertinggal atau malah sudah tidak digunakan lagi.
Fenomena yang terlihat saat ini adalah istilah dari bahasa Inggris masih kerap dipakai dalam hal yang menyangkut komputer dan peralatan elektronik lainnya. Istilah-istilah seperti software dan hardware lebih sering digunakan dibanding padan katanya dalam bahasa Indonesia; piranti lunak dan piranti keras. Istilah telepon genggam juga telah kalah populer dengan handphone. Beberapa istilah asing yang populer dalam dunia perdagangan adalah; entrepeneurship yang menggusur kata kewirausahaan, writerpeneurship yang menggantikan istilah kepenulisan, franchise yang menggeser padan katanya; waralaba, delivery service yang lebih populer dibanding layanan antar, dan masih banyak contoh lainnya.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa hampir seluruh tayangan berbahasa asing selain bahasa Inggris akan disulihsuarakan ke dalam bahasa Indonesia. Sementara mayoritas tayangan yang menggunakan bahasa Inggris tetap ditayangkan dalam bahasa aslinya disertai dengan teks berbahasa Indonesia. Ini menimbulkan pertanyaan di diri kita, apa keistimewaan yang dimiliki bahasa Inggris sehingga mendapat perlakuan istimewa seperti ini? Anggapan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa dunia mungkin saja menjadi salah satu penyebabnya. Hanya saja ini hal ini tampaknya ditelan mentah-mentah oleh praktisi pertelevisian. Karena akibat jangka panjangnya adalah munculnya rasa inferior dari penonton terhadap bahasanya sendiri, bahasa Indonesia. Di sisi lain penonton juga akan terkooptasi dengan pikiran bahwa bahasa Inggris adalah bagian tak terpisahkan dari kemajuan dan modernitas.
Fenomena tentang keironisan bahasa Indonesia juga terlihat dalam dunia pendidikan saat ini. Mayoritas pelajar di negeri ini tidak lulus Ujian Akhir Nasional (UAN) karena mendapat nilai rendah pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Sebaliknya, mereka justru mendapat nilai tinggi untuk mata pelajaran bahasa Inggris. Ironisnya, fenomena ini terjadi di hampir seluruh sekolah di Indonesia. Tak ayal, beberapa pihak yang terkait pun saling tuding, seakan mau lepas tangan terhadap masalah ini. Satu hal yang nyata dan dirasakan betul oleh masyarakat adalah, bahwa seseorang yang piawai berbahasa Indonesia tidak membuat mereka tenang dalam karir dan pekerjaan. Sebaliknya, orang yang menguasai bahasa Inggris akan mudah dalam karirnya. Mungkinkah ini akibat globalisasi? Tapi apakah kita harus menyerah dengan globalisasi yang justru kemudian mengorbankan bahasa sendiri? Tentunya tidak demikian.
Pemerintah harus mencari program dan aplikasinya agar siswa yang pandai dalam pelajaran bahasa Indonesia mendapatkan karir yang baik selepas pendidikan mereka. Jika perlu, hendaknya pemerintah menyediakan program beasiswa khusus bagi mereka yang meraih nilai tinggi dalam pelajaran bahasa Indonesia.
Di sisi lain, masyarakat kita sendiri justru lebih merasa bangga jika anaknya pandai dalam pelajaran bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Banyak orangtua yang meminta anaknya untuk kursus tambahan bahasa Inggris. Tidak hanya itu, orangtua yang mampu cenderung lebih memilih anaknya bersekolah ke sekolah yang bertaraf internasional, salah satu tujuannya tentu saja untuk menunjang kemampuan berbahasa Inggris anak-anak mereka.
Pemerintah bisa saja berdalih bahwa keberadaan sekolah-sekolah bertaraf internasional itu demi meningkatkan mutu pendidikan nasional. Namun, mengapa bahasa Inggris yang justru dijadikan unggulan. Ke mana bahasa Indonesia sebagai jatidiri bangsa?
Masalah utamanya, adalah; siswa mempelajari bahasa Inggris di Indonesia tanpa tujuan yang jelas. Untuk berkomunikasi? Untuk ke luar negeri? untuk nilai?



Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan eksistensi bahasa Indonesia saat ini
Banyak hal yang sebenarnya menjadi penyebab mengapa bahasa Indonesia seakan menjadi orang asing di negeri sendiri. Pertama, citra penggunaan bahasa Inggris dianggap identik dengan kemajuan, modernitas, kecanggihan, dan gaya hidup masa kini. Hal ini diperparah dengan fakta bahwa sebagian besar konsumsi produk teknologi masih bergantung pada produk luar negeri.
Karena bahasa yang umum digunakan komputer, piranti lunak, telepon genggam, serta berbagai produk lainnya adalah bahasa inggris maka penggunaan bahasa Indonesia tak terpakai di produk tersebut. Hal ini sudah berlangsung sangat lama. Sehingga meskipun produk teknologi yang menggunakan bahasa Indonesia telah diluncurkan, seperti sistem operasi komputer Windows versi bahasa Indonesia, namun produk itu kalah karena pemakaian bahasa Inggris dibidang teknologi terlanjur melekat di hati penggunanya. Kita lihat “download” lebih populer dibanding “unduh” dan “misscall” lebih populer dibanding “panggilan tak terjawab”.
Akhirnya berbagai pihak beramai-ramai menggunakan bahasa Inggris agar dianggap modern, maju, canggih, dan trendi. Bahasa Inggris tak hanya diselipkan dalam percakapan baik formal maupun informal. Melainkan juga dipakai sebagai istilah dalam dunia pendidikan, teknologi komunikasi, dan perdagangan. Sebagian besar istilah asing tersebut tetap digunakan kendati sudah ada padan katanya dalam bahasa Indonesia.
Kedua, kini anak-anak telah diperkenalkan bahasa asing dalam usia yang sangat dini. Bahasa Inggris tak hanya diajarkan mulai kelas 1 SD. Di beberapa TK juga telah diajarkan bahasa Inggris.  Bahkan ada pula bahasa Mandarin dan bahasa Jerman di beberapa TK lainnya. Akibatnya mereka kehilangan kesempatan untuk lebih dekat dengan bahasa Indonesia dan bahasa daerahnya. Padahal di usia yang sangat dini perlu ada penanaman rasa cinta terhadap bangsa dan negara. Dan hal itu tentu tidak bisa dilakukan tanpa pembelajaran bahasa Indonesia secara intensif.
Faktor ketiga adalah belum adanya undang-undang yang mengatur kaidah tata bahasa dengan jelas. Kini formalitas hukum mengenai tata bahasa nasional mutlak diperlukan. Hal itu disebabkan perkembangan teknologi informasi yang mencapai taraf komunikasi antar bahasa dan budaya tanpa batas ruang dan waktu. Selain itu pemaksaan globalisasi kepada seluruh negara di dunia juga berpotensi mengancam bahasa nasional. Tanpa undang-undang kebahasaan, infiltrasi bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia akan makin gencar dan menjadi-jadi. Bukankah kedaulatan Indonesia sudah digempur dari segala lini? Kita sudah tak memiliki kedaulatan pangan, kedaulatan pertahanan militer, juga kedaulatan ekonomi. Jadi bukan suatu hal yang mustahil kelak kedaulatan bahasa akan bobol dan bahasa Indonesia punah karena tidak kita lindungi dan lestarikan.
Pelajaran dan pengajaran bahasa dan sastra di sekolah-sekolah dan juga di universitas-universitas harus dievaluasi ulang. Selama ini mayoritas praktek pendidikan bahasa dan sastra hanya berkutat pada hapalan dan latihan soal saja. Peserta didik tidak diajari untuk mengenal karya sastra, memahaminya, dan membuat karya sastranya sendiri. Selama ini peserta didik hanya diarahkan untuk mencetak skor atau nilai dalam Rapor dan ujian-ujian. Inilah yang keliru. Bahasa dan Sastra tidak sama dengan Matematika dan Fisika. Karenanya tidak bisa dan tidak boleh diperlakukan sama dengan pelajaran eksakta lainnya. Hendaknya dalam hal bahasa, selain diajarkan materi-materi bahasa, peserta didik seharusnya dilibatkan dalam banyak praktek ataupun pengamatan langsung. Misalkan peserta didik diputarkan rekaman pidato Soekarno. Bisa juga difasilitasi dengan pengadaan lomba-lomba terkait bahasa Indonesia, seperti lomba menulis essei, lomba pidato, lomba debat, maupun lomba-lomba lainnya yang memotifasi peserta didik. Sedangkan dalam hal sastra, peserta didik hendaknya dikenalkan pada karya-karya sastra bermutu milik anak bangsa. Dikenalkan bukan berarti hanya sebatas pada melihat sekelumit cerita dan latar belakangnya namun diajak untuk membaca secara penuh karya sastra tersebut.

Upaya Untuk Menjaga Popularitas Dan Eksistensi Bahasa Indonesia Di Era Globalisasi Saat Ini
Salah satu upaya menjaga eksistensi bahasa Indonesia adalah adanya undang-undang kebahsaan yang efektif, undang-undang itu setidaknya memuat lima hal. Pertama, pengaturan mengenai penggunaan bahasa Indonesia sesuai EYD dan koridornya. Kedua, paraturan penggunaan bahasa Indonesia dalam media mass. Ketiga, peraturan menyangkut penempatan penggunaan bahasa asing. Keempat, perlindungan terhadap bahasa daerah. Kelima, perlakuan khusus di bidang kesenian.
            Pengaturan penggunaan bahasa Indonesia sendiri menyangkut beberapa aspek. Pertama, pengunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar wajib dipraktekkan dalam semua lingkungan dan aktfitas formal. Lingkungan tersebut mencakup semua institusi pendidikan, tempat kerja, serta fasilitas-fasilitas umum.
Kedua, pengaturan penggunaan bahasa Indonesia dalam media massa. Sebagai alat komunikasi yang menyeluruh, media massa jelas merupakan penentu keberlangsungan suatu bahasa. Karenanya media massa harus dirangkul, didisiplinkan, serta dijadikan instrumen pengawal dan pelestari bahasa Indonesia. Dalam penjelasan yang lebih rinci ada beberapa hal yang harus diterapkan pada media massa di Indonesia. Hal itu terdiri dari pengaturan bahasa Indonesia pada semua media cetak dan acara televisi bersifat formal, pembatasan iklan berbahasa asing, serta penghapusan sikap pengistimewaan bahasa Inggris dalam tayangan asing.
Ketiga, penempatan pendidikan bahasa asing dalam kaidah yang benar. Televisi selalu menampilkan tayangan yang jor-joran dalam menyelipkan bahasa asing (dalam hal ini bahasa Inggris). Namun sangat jarang atau bahkan tidak pernah menampilkan pendidikan bahasa asing sebagai salah satu tayangannya. Akibatnya muncul banyak bahasa Inggris salah kaprah yang disebut bahasa Inggris setengah matang dalam cergam Lagak Jakarta. Bahasa Inggris akhirnya hanya dipakai sebagai pemoles bahasa pergaulan sehari-hari untuk menunjukkan bahwa pembicara adalah orang yang maju meski tidak jelas maju kemana. Inilah yang harus diubah. Tiap stasiun televisi setidaknya harus menayangkan setidaknya satu program pendidikan bahasa asing. Dengan pendidikan yang benar, masyarakat akan mampu menguasai bahasa asing tanpa harus selalu berbahasa asing. Ini dibuktikan dengan KH Agus Salim yang meskipun menguasai lima bahasa tidak serta merta selalu berbahasa asing. Ia bahkan menjunjung tinggi bahasa Indonesia.
Keempat, harus ada perlindungan khusus terhadap bahasa daerah. Jangan sampai keanekaragaman daerah yang salah satunya berupa bahasa daerah tergerus oleh hal-hal baru yang masuk dari luar. Ini bisa diterapkan dengan pengoptimalan pengajaran bahasa daerah melalui pelajaran muatan lokal (Mulok). Wewenang pengajaran bahasa daerah melalui mulok ini sebaiknya didesentralisasikan dengan diserahkan ke tiap kota, bukan sentralistik dengan ditentukan oleh pusat maupun provinsi. Karena walaupun sudah berada pada provinsi yang sama, Jawa Timur misalnya. Bahasa Jawa yang dipakai di Surabaya lain dengan bahasa Jawa yang dipakai di Malang maupun di Blitar. Karena bentuknya mulok maka bahasa daerah ini tak perlu diujikan dan hanya bertujuan pembelajaran agar anak didik tidak tercerabut dari budaya daerahnya.
Kelima, harus ada pengaturan khusus untuk bidang kesenian. Kreatifitas seniman tidak boleh dibelenggu dengan peraturan kebahasaan ini. Meski harus diakui saat ini semakin banyak musisi yang menggunakan bahasa Inggris dalam lirik lagunya, baik hanya menyelipkan atau menggunakan dengan penuh. Hal semacam ini cukup diarahkan dengan membentuk organisasi-organisasi kesenian yang mengarahkan seniman-seniman Indonesia. Selain itu untuk mendorong kecintaan terhadap bahasa Indonesia, harus ada penghargaan untuk seniman-seniman (terutama musisi karena karya-karya musisi yang sering diterima secara luas oleh masyarakat) atas konsistensi mereka menggunakan bahasa Indonesia dan keberhasilan mereka membuat lirik yang bagus dari bahasa Indonesia. Musisi-musisi yang pantas diganjar penghargaan ini antara lain Efek Rumah Kaca dan Koil.
Upaya lain untuk menanamkan rasa kecintaan terhadap bahasa kebangsan itu, antara lain, dilakukan melalui peningkatan mutu kampanye “penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar” ke seluruh lapisan masyarakat dengan pendekatan dan metode yang sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya perluasan penggunaan bahasa Indonesia ke luar masyarakat Indonesia merupakan langkah memperbaiki citra Indonesia di dunia internasional melalui peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA), yang pada gilirannya akan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa perhubungan luas di dunia internasional.