Senin, 02 Januari 2012

Batang - Anatomi Tumbuhan

Member of Group :

Iffa Faiza Choirunnisa 4401410071
Wulandari 4401410081
"subur di tanah yang gersang"


BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan Ontogeni Batang
Pucuk batang biasanya terdiri atas aksis, yaitu epikotil yang berisi beberapa buku yang belum memanjang dan beberapa primordia daun. Pada perkecambahan biji, embrio membesar dan mulai tumbuh, meristem pucuk batang muda menambah primordia daun dan buku. Panjang buku beragam pada spesies yang berbeda. Pada tumbuhan yang daunnya tersusun pada roset basal, bukunya Sangay pendek. Namur, sebagian besar spermatophyta bukunya memanjang. Setuap ruas trerdapat satu atau lebih daun. Susunan daun pada batang disebut filotaksis.
Posisi primordia pada ujung batang dipengaruhi oleh factor dalam, yaitu faktor yang mengendalikan penebaran potensi pertumbuhan dalam meristem pucuk. Susunan daun disebabkan oleh adanya interaksi dalam pucuk atau pengaruh jeringan dewasa dibawah pucuk melalui perikambium. Ada tiga teori utama yang mendasari penelitian mengenai interaksi local dalam pucuk ini.
1. Teori ruang pertama yang tersedia (first available space theory). Menurut teori ini, primordial daun meningkat dalam ruang pertama yang mencapai lebar minimum dan jarak minimum di bawah pucuk batang.
2. Teori lahan daun atau lahan primordia leaf fields atau primordial fields theory). Menurut teori ini, primordia bersama dengan bagian meristem pucuk membentuk unit fisiologi. Primordia di bentuk pada tempat yang khas.
3. Teori pilin ganda daun (multiple foliar helices theory). Menurut teori ini, sifat mitosis khusus dipindahkan secara akropetal yang berujung pada pusat pembentukan daun.


BAB II
PEMBAHASAN

1. Batang Primer
Batang primer berkembang dari protoderm, prokambium, dan meristem dasar. Sususnan dan struktur jaringan meristem batang adalah sebagai berikut.
a. Epidermis
Epidermis batang pada umumnya disusun oleh selapis sel-sel yang mempunyai kutikula serta dinding sel yang berkutin. Epidermis adalah jaringan yang hidup, sel-selnya mempunyai daya untuk membelah-belah. Sifat ini penting karena epidermis harus mengimbangi bertambah besarnya batang karena adanya perubahan menebal primer dan sekunder. Sel-sel epidermis mengimbangi pertumbuhan ini dengan pembesaran kearah tangensial dan pembelahan radial.
Batang dikelilingi epidermis. Diantara sel epidermis ada yang berubah menjadi sel penutup, idioblas, dan berbagai tipe trikoma. Disebelah dalam epidermis terdapat korteks yang terdiri atas berbagai tipe sel. Korteks yang paling sederhana seluruhnya terdiri atas sel parenkim berdinding tipis. Pada Pelargonium, Retama, dan Salicornia, parenkim berfungsi untuk fotosintesis dan sebagai penyimpan tepung dan metabolit lain. Daerah di luar korteks yang berbatasan dengan epidermis terdiri atas kolenkim atau serabut. Korteks batang ini dapat juga berisi sklereida, sel sekretori, dan latisifer.
b. Korteks
Korteks batang tersusun terutama oleh parenkim biasanya mengandung kloroplas. Ruang-ruang antar sel sangat nyata, tetapi kadang-kadang hanya terbatas pada parenkim yang terletak di bagian tengah korteks. Pada kebanyakan tumbuhan angiospermae yang akuatik korteks berkembang sebagai earenkim dengan ruang-ruang antar yang besar. Daerah periver korteks serinh kali tersusun oleh kolenkim, dalam susunan berkas atau sebagai lapisan yang berkesinambungan. Pada berbagai tumbuhan terutama rumput-rumputan, bagian luar batang tidak dikeluarkan oleh kolenkim melainkan oleh sklerenkim. Tumbuhan koniver umumnya tidak mempunyai jaringan penguat pada korteksnya.
Batas antara korteks dan stele adalah endodermis. Endodermis batang berbeda denagan endodermis akar. Sel endodermis terdiri atas sel hidup yang berbentuk silinder kosong. Dinding endodermis mempunyai struktur yang khas dan khusus. Pada dinding menjari dan melintang terdapat penebalan lignin (zat kayu) dan suberin (zat gabus), yang disebut pita caspary. Dalam perkembangannya, sel endodermis mengalami perubahan, yaitu penambahan lapisan gabus di seluruh permukaan dalam dinding sel. Selanjutnya dikuti dengan penambahan lapisan sekunder dari selulosa, yang sering kali berisi zat kayu pada sisi dalam lapisan gabus. Lapisan endodermis batang Dicotyledoneae sering kali berisi butir tepung hingga lapisan ini disebut sarung tepung. Pada daerah batang yang tua tidak terdapat sarung tepung. Disebelah dalam lapisan endodermis terdapat perisiklus yang merupakan satu lapisan sel diluar floem.
c. Stele
Terdiri atas jaringan atau berkas-berkas pengangkut, empulur, di tambah dengan daerah perikambium dan jari-jari empulur untuk jaringan tertentu. Stele berada di sebelah dalam endodermis, yang berisi sistem pembuluh. Pada Gymnospermae dan sebagian besar Dicotyledoneae, sistem pembuluh terdiri atas silinder bercelah dan bagian tengahnya disebut empulur. Terdapat dua tipe jaringan pembuluh, yaitu floem yang biasanya terletak dibagian luar dan xylem yang biasanya terletak di bagian dalam. Xilem dan floem ini membentuk berkas pengangkut.

§ Berkas-berkas pengangkut
Sistem vaskuler primer pada tumbuhan vaskuler terdiri atas berkas-berkas bervariasidalam ukurannya serta susunannya. Masing-masing disebut berkas pengangkut, letak floem terhadap xylem berfariasi, dan ini telah kita kenal sebagai tipe-tipe berkas pengangkut. Kita mengenal berkas pengangkut seperti kolateral (tertutup dan terbuka), bikolateral, konsentris (terpusat), dan radial (menjari).
1. Kolateral
Tipe kolateral dibedakan menjadi kolateral tertutup dan terbuka. Disebut kolateral tertutup apabila di antara xylem dan floem tidak terdapat kambium, tetapi terdapat parenkim penghubung. Tipe ini biasa terdapat dalam batang Monocotyledoneae. Pada kolateral terbuka, di antara xylem dan floem terdapat kambium yang bersifat dipleuris. Tipe ini biasanya terdapat pada batang Dycotyledoneae.
2. Bikolateral
Berkas pengangkut bikolateral terdiri atas satu bagian xylem ditengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan satu bagian di sebelah dalam. Antara xylem dan floem luar terdapat kambium, dan antara xylem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung. Tipe bikolateral terdapat pada beberapa Dicotyledoneae, misalnya pada Solanaceae, Cucurbitaceae, Asclepiadaceae, Apocynaceae, Convolvulaceae, dan Compositae.
3. Konsentris (Terpusat)
Berkas pengangkut tipe konsentris terdiri atas xylem yang dikelilingi oleh floem atau sebaliknya. Apabila xylem dikelilingi oleh floem disebut konsentris amfikibral, yang biasa terdapat pada Pteridophyta. Apabila floem dikelilingi oleh xylem disebut konsentris amfivasal, yang biasa terdapat pada monocotyledoneae misalnya pada Aloe arborescens, Dracaena, Cordylin, dan sebagainya.
4. Radial (Menjari)
Berkas pengangkut tipe menjari terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselang seling menurut arah jari-jari. Susunan seprti ini terdapat pada akar sewaktu xylem dan floem dalam keadaan primer.

§ Empulur
Empulur biasanya terdiri atas parenkim yang mungkin juga mengandung kloroplas, empulur mempunyai ruang-ruang antar sel yang nyata, setidaknya di bagian tengahnya. Bagian periver empulur mungkin berbeda dengan bagian tengah, ialah oleh adanya sel-sel yang lebih kompak dan relatif lebih kecil dan umumnya lebih lama. Karena empulur juga disebut medulla, maka daerah periver empulur yang berbeda dengan bagian tengah disebut daerah perimedular atau sarung medular.
§ Perikambium
Perikambium disebut juga perisikel, ini adalah jaringan yang disusun oleh beberapa lapisan sel, melingkupi jaringan vaskuler. Perikambium dibatasi disebelah dalamnyaoleh floem primer, sedang disebelah luarnya oleh endodermis. Jika tidak terdapat endodermis perikambium berbatasan dengan korteks.
§ Jari-jari empulur
Adalah berupa pita radier, terdiri atas sel-sel yang berderet-deret, mulai dari empulur sampai dengan floem. Posisi serta sifatnya yang parenkimatik menunjukkan seakan-akan merupakan bagian empulur yang meluas radial, itulah sebabnya jaringan ini disebut jari-jari empulur. Fungsinya adalah melangsungkan pengaliran makanan ke arah radial.
Empulur merupakan tubuh silindris dari jaringan di bagian tengah batang yang dikelilingi oleh jaringan pembuluh.Empulur terdiri atas jaringan yang agak seragam, terutama parenkim dengan susunan longgar. Sering kali terdapat sel parenkim yang berdinding tebal dengan penebalan lignin. Selain itu juga terdapat sklereida. Pada beberapa spesies, terdapat struktur sekretori dalam empulur. Pada batang beberapa tumbuhan, misalnya Phytolaca americana, empulurnya berongga.
Pada sebagian besar Monocotyledoneae dan sedikit Dycotyledoneae, sistem pembuluh primer terdiri atas sejumlah besar berkas pengangkut yang tersebar tidak beraturan sehingga tidak dapat dibedakan secara tegas batas antara korteks, silinder pembuluh, dan empulur.
Sistem pembuluh yang dibicarakan diatas adalah jaringan primer yang terdiri atas protoxylem dan metaxylem serta protofloem dan metafloem. Apabila protoxylem terdapat di bagian dalam dari metaxylem dan diferensiasi metaxylem ke arah perifer seperti pada batang Angiospermae, disebut Endark. Apabila protoxylem terdapat di bagian luar dari metaxylem dan metaxylem berdiferensiasi secara sentripetal seperti pada akar Angiospermae, disebut Eksark. Sering kali terjadi mesark, apabila diferensiasi metaxylem ke arah sentripetal dan sentrifugal dari protoxylem. Tipe mesark dan eksark xylem primer tampaknya lebih primitif.
Pada Angiospermae, khususnya Dycotyledoneae, silinder pembuluh primer terputus-putus pada tiap ruas karena keluarnya satu atau lebih berkas pengangkut yang termasuk kedalam daun. Bagian ini disebut jejak daun (leaf trace). Menurut jumlah jejak daun pada tiap ruas, ada yang disebut unilakuna, trilakuna, dan multilakuna. Menurut Sinnot (1914), ruas trilakuna adalah tipe primitif pada Angiospermae. Namun menurut Bailey (1956), dalam proses vaskularisasi, Angiospermae dapat mengalami perubahan yang reversibel.
Dari kenyataan tersebut dapat diasumsikan bahwa:
1. Ruas unilakuna dari Ranales tertentu adalah primitif dan tidak dapat berubah selama evolusinya.
2. Pada Dycotyledonae tertentu, misalnya Leguminosae dan Anacardiaceae, ruas unilakuna diturunkan dengan pengurangan dari suatu ruas trilakuna; dan
3. Pada Dycotyledonae yang lain, misalnya Epecridaceae dan Cloranthaceae, ruas tri- dan multilakuna berasal dari ruas unilakuna.
Ujung pucuk berkembang menjadi cabang dan mempunyai hubungan pembuluh dengan sumbu utama. Hubungan pembuluh ini disebut jejak cabang (branch traces). Pada ruas, jejak cabang dekat sekali dengan jejak daun.
Batang berbagai Dycotyledonae berbeda satu sama lain dalam hal pola pembentukan jaringan pembuluh primer. Perbedaan ini ada hubungannya dengan perkembangan evolusi. Diasumsikan bahwa selama terjadi evolusi, silinder pembuluh primer menjadi lebih tipis dan terjadi pengurangan ke arah menjari. Karena ada celah daun, celah batang, dan perforasi, pengurangan jaringan pembuluh selanjutnya terjadi ke arah membujur. Silinder menjadi terbelah menjadi untaian memanjang, dan ini terdapat pada sebagian besar Dycotyledoneae.

Sistem pembuluh pada Monocotyledoneae biasanya terdiri atas berkas yang tersebar di seluruh jaringan dasar pada batang. Ada dua tipe dasar susunan berkas pengangkut pada Gramineae, yaitu sebagai berikut:
1. Berkas pengangkut tersusun dalam dua lingkaran. Lingkaran luar tersusun dari berkas pengangkut yang kecil dan disebelah dalam tersusun atas berkas pengangkut yang besar.
2. Berkas pengangkut tersebar diseluruh penampang melintang batang. Setiap berkas pengangkut dikelilingi oleh selubung sklerenkim.
(A) (B)
Gambar: Tipe berkas pengangkut (A) Berkas pengangkut tersebar (B) Berkas pengangkut tersusun menjadi dua lingkaran.

2. Tipe Stele
Pola susunan jaringan pembuluh primer berbeda pada berbagai kelompok tumbuhan, bahkan dalam spesies yang sama. Pola yang bebbeda menggambarkan berbagai tahap dalam evolusi sistem pembuluh primer. Para ahli menggolongkan stele menjadi beberapa tipe, yaitu sebagai berikut:
1. Protostele
Protostele merupakan tipe yang paling primitif. Jaringan pembuluh di bagian tengahnya terdiri atas xylem yang dikelilingi oleh floem. Ada beberapa bentuk protostele, yaitu:
a. Haplostele
Haplostele merupakan tipe yang paling primitif terdapat pada batang Selaginella.
b. Aktinostele
Pada aktinostele, xylem membentuk jari-jari dengan floem di antaranya. Aktinostele dapat di jumpai pada batang Psilotum.
c. Plektostele
Plektostele mempunyai xylem yang terbagi emnjadi bagian-bagian yang sejajar satu sama lain dengan floem terdapat diantaranya, misalnya pada batang Lycopodium.
d. Stele dengan empulur campuran
Pada paku-pakuan primitif, unsur-unsur xylem bercampur dengan sel-sel parenkim empulur.
2. Sifonostele
Sifonostele merupakan modifikasi dari protostele. Berdasarkan letak xylem dan floem, sifonostele dibedakan menjadi dua:
a. Sifonostele ektofloem
Floem mengelilingi xylem, dan terdapat empulur dibagian tengah; dijumpai pada selaginella.
b. Sifonostele amfifloem
Floem terdapat disebelah luar dan sebelah dalam dari xylem; dijumpai pada Adiantum dan Marsilea.
3. Solenostele
Solenostele merupakan modifikasi dari sifonostele dengan adanya jendela daun, yaitu bagian parenkimatis yang terdapat langsung di atas pembelokan berkas pengangkut yang menuju ke daun. Pada solenostele, jendela daun pendek dan tidak ada tumpang tindih antara jendela daun yang satu dengan yang lainnya. Solenostele dibedakan menjadi dua:
a. Solenostele amfifloem, yanglebih maju, terdapat jendela daun yang overlap satu sama lain dan disebut diktiostele. Pada stele terdapat jaringan silindris yang mempunyai struktur konsentris yang terdiri atas xylem dibagian sentral, dikelilingi oleh floem. Dari sudut pandang anatomi, stele ini adalah berkas pengangkut amfikibral.
b. Solenostele ektofloem, yang berkembang secara evolusioner menjadi eustele.
4. Eustele
Sistem pembuluh dari tumbuhan eustele terdiri atas berkas pengangkut kolateral atau bikolateral.
5. Stele polisiklus
Tipe stele ini merupakan tipe yang paling rumit diantara tumbuhan paku. Strukturnya adalah sifonostele. Stele terdiri atas dua atau lebih silinder terpusat dari jaringan pembuluh.
6. Ataktostele
Ataktostele adalah tipe stele yang berkas pengangkutnya tersebar seperti yang terdapat pada Monocotyledoneae.
7. Polistele
Pada sebagian besar tumbuhan hanya terdapat satu lingkaran endodermis yang membatasi stele dengan korteks. Pada kasus yang jarang terjadi, batang atau akar mempunyai lebih dari satu stele. Kondisi seperti inilah yang disebut Polistele.

Pada sifonostele tidak semua interupsi dalam jaringan pembuluh adalah jendela daun seperti yang di jelaskan diatas. Beberapa interupsi merupakan hasil dari reduksi jaringan pembuluh sekunder dan pembentukan parenkim intravaskuler. Interupsi seprti ini disebut perforasi. Apabila perforasi terdapat dalam solenostele akan kacau dengan diktiostele. Hubungan parenkim antara empulur dengan korteks disebut jari-jari empulur.

3. Batang Sekunder
Pertumbuhan sekunder batang merupakan hasil dari keaktifan kambium pembuluh yang membelah secara terus-menerus sehingga jumlahnya meningkat. Pertumbuhan sekunder ini khas pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Beberapa dikotil menerna (herbaceous) dan kebanyakan Monokotil tidak menebal sekunder. Pada pertumbuhan sekunder terjadi pembentukan periderm dari felogen. Kambium yang terdapat di antara xylem dan floem disebut kambium pembuluh (kambium intravaskuler). Sementara, kambium yang terdapat diantara berkas pengangkut disebut kambium antar pembuluh (kambium intervaskuler).
Kambium mengadakan dilatasi, yaitu pembelahan dengan cepat kearah membujur dan menjari sehingga diameter batang menjadi lebih tebal. Ke arah dalam kambium membentuk xylem sekunder, sedangkan kearah luar membentuk floem sekunder. Jaringan yang dibentuk pada pertumbuhan sekunder disebut jaringan sekunder. Kambium biasanya terdiri atas 2 tipe sel sebagai berikut:
1. Sel inisial menggelendong, yang selnya memanjang dan berujung runcing. Pada batang Sequoia sempervirens yang tua, panjang sel-sel ini mencapai 8,7mm,
2. Sel inisial bersinar (ray initial cell), yang selnya banyak dan lebih kecil dari tipe sel inisial menggelendong, bentuknya hampir isodiametris.
Kedua tipe sel inisial lebih besar pada batng yang tua daripada batang yang muda. Unsur yang berorientasi memanjang dalam organ, seperti unsur trakea, serabut, parenkim xylem,floem, dan unsur tapisan berkembang dari sel inisial menggelendong. Sel yang berorientasi mendatar dalam organ berkembang dari sel inisial jari-jari. Sel kambium mempunyai noktah primer dengan plasmodesmata. Dinding menjari lebih tebal dari pada dinding membujurnya. Apabila kambium aktif, wilayah kambium terdiri atas beberapa lapisan sel. Apabila kambium dorman, wilayah kambium berkurang,biasanya hanya satu lapisan sel saja. Berdasarkan susunan sel menggelendong, kambium dapat dibedakan menjadi dua tipe berikut:
1. Kambium bertingkat atau berlapis, letak sel inisial menggelendong tersusun dalam deretan mendatar sehingga ujungnya sama tinggi. Panjang sel inisial ini beragam antara 140-520 mm.
2. Kambium tidak bertingkat, letak sel inisial menggelendong tumpang tindih satu dengan yang lainny. Tipe kambium ini ditemukan dengan panjang yang beragam antara 320-2300 mm.

Hasil penebalan sekunder menyebabkan lingkaran silinder xylem meningkat. Kambium bertingkat membelah antiklin memanjang. Pada kambium tidak bertingkat, sel inisial menggelendong membelah miring, semu melintang, dan antiklin, yang diikuti dengan pertumbuhan intrusif.
Pada Gymnospermae, bagian kayu maupun kulit kayu mempunyai banyak pembuluh resin, kecuali pada Gnetaceae. Pada Dycotyledoneae tidak terdapat pembuluh resin. Pada Monocotyledoneae tidak terdapat pertumbuhan sekunder. Antara xylem dan floem terdapat parenkim penghubung. Pada tumbuhan yang masih muda, titik tumbuh kecil, tetapi semakin lama semakin meluas sehingga batang Monocotyledoneae juga dapat membesar, misalnya pada Palmae. Jadi, pembesaran batang tidak disebabkan oleh pertumbuhan sekunder, tetapi oleh melebarnya titik tumbuh.
§ Struktur Batang Sekunder
1. Batang Dikotil
® Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Angiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae
d. Stele
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. Ikatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xylem dan floem. Letak saling bersilangan, xylem disebelah dalam dan floem disebelah luar. Antara xylem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat diantara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang emngakibatkan bertambah besarnya diameter batang.



® Jaringan pada bagian luar batang yang baru:
• Felogen atau kambium gabus
Suatu lapisan yang tumbuh kearah luar batang dan akar tumbuhan tua. Jaringan ini adalah meristem, yaitu daerah sel-sel yang tetap membelah. Lapisan ini menghasilkan 2 lapisan yang baru yaitu feloderm dan felem.
• Feloderm
Suatu lapisan sel yang dihasilkan oleh felogen pada bagian dalam. Lapisan ini menggantikan korteks dan kadang-kadang disebut korteks sekunder.
• Felem atau gabus
Suatu lapisan sel yang dihasilkan oleh felogen pada bagian luar. Sel-sel ini mengalami suberisasi, menjadi berlekatan dengan zat lilin yang disebut suberin. Hal ini menyebabkan lapisan luarnya kedap airnya. Sel-sel felem secara perlahan mati dan menggantikan lapisan luar sebelumnya (epidermis pada batang dan endodermis pada akar). Sel-sel felem yang mati disebut kulit kayu.
2. Batang Monokotil
Pada batang monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya diantara xylem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada monokotil menyebabkan batang tumbuhan monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon nenas seberang (Agave sp).
4. Tipe batang
Struktur batang primer berbeda dengan struktur batang sekunder sehingga sering kali digunakan untuk membedakan tipe batang. Biasanya tipe batang dibedakan atas batang Conifer, Dikotil berkayu, Dikotil tidak berkayu (perdu), Dikotil merambat, Dikotil dengan pertumbuhan menyimpang, dan Monokotil.

§ Batang Conifer
Contoh batang conifer adalah pinus. Batang pinus mempunyai tipe berkas pengangkut konsentris amfikribral. Pada floem primer tidak terbentuk serabut pada bagian tepi dan tidak ditemukan adanya endodermis. Selama pertumbuhan sekunder, batas luar dari floem dapat dikenali dengan adanya jari-jari empulur. Terkadang, sel diluar floem berisi tanin. Sejak pertumbuhan awal, batang mengandung pembuluh resin pada korteks. Apabila batangnya membesar, pembuluh resin juga menjadi lebih luas.
§ Batang Dikotil Berkayu
Pada kebnayakan dikotil berbentuk pohon, daerah antar pembuluhnya sempit, misalnya pada Salix, Prunus, dan Quercus, dan sangat sempit pada Tilia. Pada spesies-spesies tersebut, jeringan sekunder membentuk silinder yang membentang terus, tidak diputus oleh jari-jari empulur.
Di bawah epidermis terdapat selapis sel parenkim yang kemudian menjadi beberapa lapisan kolenkim. Bagian korteks yang lain terdiri atas sel parenkim yang berisi klorofil. Endodermos yang berisi tepung disebut floeoterma atau selubung tepung.
Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi getah (sel getah) yang juga terdapat pada bagian korteks. Pada batang yang sudah tua, empulur tediri atas sel berdinding tabal dan berwarna lebih tua karena banyak mengandung tanin. Selnya terdiri atas sel hidup yang mengandung tepung. Pada floem sekunder banyak di bentuk serabut yang terdiri atas pembuluh pengangkut dan sel parenkim.
§ Batang Dikotil Tidak Berkayu (Herbaceus = Menerna)
Pada batang muda terdapat epidermis dan masih terdapat pada awal pertumbuhan sekunder. Pada batang tua akan terbentuk periderm dengan lentisel. Satu atau dua lapisan korteks dibawah epidermis berisi kloroplas. Lapisan ini di ikuti oleh dua atau tiga lapisan kolenkim, dan parenkim dengan sel getah. Floem primer berisi serabut dekat dengan korteks (serabut protofloem). Didalam floem sekunder juga terdapat serabut, tetapi tidak pada metafloem. Kambium pembuluh memisahkan floem dengan xylem sekunder dengan membentuk silinder yang padat. Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi sel getah. Tepung dan kristal sering terdapat dalam empulur maupun korteks.
Berkas pengangkut pada batang menerna biasanya koleteral. Solanaceae, misalnya tomat, kentang, dan tembakau, serta Cucurbitaceae, misalnya labu, mempunyai berkas pengangkut bikolateral. Jadi, selain floem yang terdapat di bagian luar xylem, juga terdapat floem dalam. Kambium terdapat di antara floem luar dengan xylem sehingga pertumbuhan sekunder hanya terjadi di daerah antara floem luar dan xylem saja. Korteks terdiri atas parenkim dan kolenkim.
§ Batang dikotil merambat
Pada Aristolochia, jaringan pembuluh primer tersusun kolateral. Jaringan primer terdiri atas epidermis, korteks yang terdiri atas parenkim dan kolenkim yang mengandung klorofil, dan silinder pusat (stele) yang terdiri atas serabut yang banyak mengandung tepung.
Sel yang dibentuk pada akhir masa pertumbuhan relatif lebih kecil. Floem sekunder tidak berserabut. Apabila diameter batag membesar, setiap berkas pengangkut juga membesar ke arah luar atau ke arah tepi. Pada beberapa spesies, beberapa sel parenkim berubah menjadi sel batu. Periderm membentuk sel kolenkim di bawah epidermis.
Cucurbita mempunyai berkas pengangkut bikolateral. Epidermis uniseriate dan di bawahnya terdapat kolenkim dan klorenkim. Klorenkim terdapat di bawah epidermis yang mempunyai stomata. Endodermis mengandung tepung. Ciri khas batang dikotil merambat adalah terdapatnya sklerenkim diluar berkas pengangkut.
§ Batang Dikotil dengan Pertumbuhan Sekunder yang Menyimpang
Pertumbuhan sekunder yang menyimpang di gunakan untuk menunjukkan bentuk keaktifan kambium yang menyimpang dari kebiasaan, yang ditemukan pada Conifer dan tumbuhan dikotil berkayu dari daerah beriklim sedang. Pada beberapa tumbuhan dengan pertumbuhan menyimpang, kambium pembuluh terdapat pada kedudukan normal. Namun, tubuh sekunder menunjukkan penyebaran xylem dan floem yang tidak biasa. Pada Leptadenia, Strychnos, dan Thunbergia, floem dibentuk tidak hanya ke arah luar, tetapi juga ke arah dalam sehingga floem sekunder terdapat di dalam xylem sekunder.
Pada Amaranthaceae, Chenopodiaceae, Menispermaceae, dan Nygtaginaceae, serangkaian kabium pembuluh tersusun dari bagian pusat batang ke arah luar. Masing-masing kambium menghasilkan xylem ke arah dalam dan floem ke arah luar sehingga terjadi lapisan yang terdiri atas xylem, kambium, dan floem. Pada batang Bougainvillea spectabilis, xilem dan floem membentuk untaian yang tertanam dalam jaringan parenkim, yang disebut jaringan konjungtif. Jaringan ini merupakan hasil keaktifan kambium di antara berkas pengangkut yang mirip dengan keaktifan kambium antar pembuluh, tetapi masa keaktifannya terbatas. Bouganvillea spectabilis mempunyai kambium yang tidak normal.
Pertumbuhan menyimpang yang lain juga terjadi pada Bignoceae. Setelah silinder kambium biasa terbentuk pada akhir pertumbuhan primer, empat bidang kambium berhenti menghasilkan xilem, tetapi terus melepaskan turunannya ke sisi floem. Jadi ada dua jenis kambium, yaitu (1) dipleuris, yang menunjukkan keaktifan kedua arah, dan (2) monopleuris, yang keaktifannya hanya ke satu arah. Dari pertumbuhan yang menyimpang ini terbentuklah floem yang tertanam dalam xilem. Setiap panel floem yang tertanam dalam xilem mempunyai kambium yang hanya menghasilkan floem ke arah luar saja. Di antara xilem dan floem tepi terdapat kambium yang menghasilkan xilem ke arah dalam dan floem ke arah luar.
Aralia cordeta, yang mempunyai berkas pengangkut bikolateral, juga mengalami pertumbuhan menyimpang. Berkas pengangkut bikolateral biasanya terdiri atas xilem di bagian tengah dan floem di bagian luar dan dalam. Pada Aralia terjadi sebaliknya, yaitu floem terdapat di tengah, dan xilem terdapat di sebelah luar dan dalam.
§ Batang Monocotyledoneae
Batang Poaceae pada penampang melintangnya tampak mempunyai berkas pengangkut yang tersusun dalam dua lingkaran. Pada rumput-rumputan, berkas pengangkut yang tersusun melingkar di sebelah luar tertanam dalam jaringan sklerenkim. Antara berkas pengangkut yang kecil dengan epidermis terdapat serabut dan klorenkim. Stomata terdapat pada epidermis didekat klorenkim. Pada batang dengan berkas pengangkut tersebar, tidak terdapat lapisan serabut tepi, akan tetapimparenkim di bawah epidermis akan mengalami panskleritan. Pada batang monokotil, tidak terjadi pertumbuhan sekunder dan berkas pengangkutnya mempunyai selubung sklerenkim.
Monocotyledoneae selai Poaceae juga mempunyai berkas pengangkut tersebar atau melingkar dekat bagian tepi. Potamogeton, tumbuhan Monokotil yang hidup di air, mempunyai korteks lebar yang terdiri atas jaringan aerenkim. Antara korteks dan silinder pembuluh di batasi oleh endodermis yang selnya kecil.
Pada umumnya, Monokoyil tidak mempunyai pertumbuhan sekunder dari kambium pembuluh, tetapi batangnya dapat berkembang menjadi tebal. Misalnya pada Palmae. Penebalan ini berasal dari pembelahan dan pembesaran sel parenkim dasar. Pertumbuhan ini di sebut pertumbuhan sekunder menyebar (diffuse). Namur ada juga tumbuhan Monokotil yang mempunyai kambium sehingga mengalami pertumbuhan sekunder, yaitu pada Liliflorae berkayu (Agave, Aloe, Cordyline, Dracaena, Sansevieria, dan Yucca). Kambium berasal dari parenkimyang terdapat di luar berkas pengangkut primer, yang menghasilkan berkas pengangkut sekunder dan parenkim ke arah dalam, serta sejumlah kecil parenkim ke arah luar. Perkembangan berkas pengangkut berasal dari sel turunan kambium yang membelah memanjang, kemudian sel yang di hasilkan membelah memanjang lagi dua atau tiga kali. Hasil pembelahan ini berdiferensiasi menjadi unsur pembuluh dan bergabung dengan sel sklerenkim. Sel yang berderet tegak bergabung membentuk berkas pengangkut. Berkas pengangkut sekunder mungkin colateral atau amfivasal.

5. Penyesuaian Batang pada Berbagai Habitat
Seperti makhluk hidup lanilla, tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap lingkungannya. Berikut akan di bahas adaptasi struktur anatomi maupun fisisologi tumbuhan terhadap habitat yang berbeda-beda, yaitu habitat gurun pasir, yang banyak mengandung garam, dan akuantik.
a. Penyesuaian Batang pada Habitat Gurun Pasir dan Garam
Tumbuhan gurun pasir biasanya mempunyai daun yang Sangat kecil atau menggugurkan daunnya pada permulaan musim kering yang Sangay panjang. Pada beberapa tumbuhan, misalnya Artemisia sp., Reaumuria sp., Gymnocarpus fruticosus, dan Atriplex sp., dedaunan yang di gugurkan akan di ganti daun yang lebih kecil selama musim kering. Pada Retama raetam dan Calligonum comosum, fotosíntesis dilakukan oleh cabang hijau yang muda. Pada kebanyakan tumbuhan gurun pasir, biasanya cabang besar mati pada musim kering dan tubuh tumbuhan mengecil sampai usuran minimum. Pada permulaan musim hujan akan di bentuk cabang baru.
Pada tumbuhan gurun pasir, fungís fotosíntesis dilakukan oleh bagian korteks batang. Selain itu, sering terdapat jaringan fotosíntesis dan parenkim penyimpan air. Epidermis biasanya berlapis banyak yang di tutupi oleh kutikula tabal. Pada beberapa tumbuhan xerofit, stomata membuka tetapi daerah asimilasi di tutup oleh lilin atau senyawa yang lain. Mungkin juga stomata di tutup dari bagian dalam oleh sel yang berkembang dari sel tetangga atau sel palisade.
Pada batang primer, korteks umumnya sempit dan jeringan pembuluh terletak di bagian tepi empulur yang tebal. Meskipun demikian, korteks batang primer pada tumbuhan gurun pasir banyak mengandung garam, yang ternyata lebih tebal dari pada korteks tumbuhan mesofit.
Retama raetam adalah contoh tumbuhan dengan batang xeromorf. Sepanjang cabang hijau tumbuhan berusuk dan beralur. Stomata terletak di dalam alur yang mempunyai banyak rambut. Pada bagian tengah terdapat sel sklerenkim dan kiri-kanannya terdapat sel parenkim yang berfungsi untuk menyimpan air dan juga berisi cristal. Antara jaringan ini dan epidermis terdapat jaringan fotosíntesis yang terdiri atas sel parenkim yang kecil berisi kloroplas (klorenkim) dan cristal. Dinding luar epidermis tebal dan berkutikula.
Batang sukulen tumbuhan gurun pasir khas dengan jaringan penyimpan air yang berkembang baik di dalam korteks. Di bawah epidermis terdapat Hipodermis yang terdiri atas sel berdinding tipis, mirip dengan epidermis, berisi cristal. Di bagian dalam lapisan ini terdapat satu lapisan sel palisade yang berisi kloroplas. Di cébela dalam jaringan palisade terdapat satu sel berbentuk kubus berisi klorofil. Di sebelah dalamnya lagi terdapat parenkim penyimpan air yang juga berisi kristal druss yang besar. Pada batang tua terbentuk jaringan gabus pada parenkim luar, dan lapisan luarnya akan kering dan mengelupas.
Salicornia fruticosa yang tumbuh di tempat bergaram mempunyai struktur korteks yang lebih sederhana. Epidermis terdiri atas satu lapisan sel dan berdinding tipis. Jaringan fotosintesis berisi sel palisade yang besar dan menyimpan air seperti sel parenkim korteks di bagian dalam. Empulur sangat sempit.
b. Adaptasi pada Habitat Akuatik
Pemantakan sinar matahari yang terbatas ke dalam air menyebabkan kndisi yang sama dengan tumbuhan yang tumbuh di tempat terlindung (teduh). Daun dan batang di bawah permukaan air banyak mengandung kloroplas, tetapi kutikulanya berkurang. Kloroplas juga terdapat dalam sel epidermis, terutama pada habitat yang agak gelap. Kloroplas dalam epidermis lebih banyak daripada di jaringan bagian dalam. Korteks dan mesofil terutama berfungsi sebagai jaringan penyimpan tepung dan lemak. Tumbuhan hidrofit di bawah air tidak mempunyai stomata pada epidermisnya.
Penyerapan gas di permudah dengan adanya dinding sel yang tipis. Selain itu, pada korteks batang, jaringan dasar, dan mesofil tangkai daun terdapat lakuna sebagai tmpat lewatnya udara yang di bentuk secara skizogen. Lakuna dijumpai pada korteks bagian dalam batang. Korteks bagian luar tediri atas parenkim yang padat atau kolenkim. Korteks bagian dalam mengelilingi silinder pembuluh yang berisi parenkimyang rapat. Jumlah lakuna khas untuk setiap spesies. Lakuna dapat tersusun dalam satu lingkaran, misalnya pada Ceratophyllum dan Myriophyllum, serta dalam beberapa lingkaran, misalnya pada Hippuris. Pada tangkai daun Nuphar, lakuna tersusun berselang-seling.
Pada Myriophyllum, di sekeliling lakuna terdapat sel khusus yang mengandung kristal Ca oksalat. Pada Bracenia, terdapat kelenjar lendir di sekeliling lakuna. Pada Nymphaea dan Victoria terdapat idioblas.
Jaringan yang paling khusus di temukan pada batang dan akar nafas dari banyak tumbuhan adalah aerenkim. Aerenkim adalah suatu jaringan felem turunan felogen khas yang asal usulnya dari epidermis atau korteks. Aerenkim membantu sistem pengangkutan udara dalam tumbuhan air, dan dapat berkembang pada syuran yang tumbuh di tanah basah. Ruang antar sel sebagian besar berkembang dari kehancuran sel.
Sistem akar hidrofit biasanya sangat berkurang karena untuk penyerapan air dan garam di lakukan oleh batang dan daun. Demikian pula sistem pembuluhnya, terutama jaringan xilem juga sangat berkurang. Akar Thalassia tidak mempunyai unsur trakea. Unsur trake yang biasanya mempunyai penbalan dinding cincin atau spiral berkurang menjadi trakeida.

Proses-proses pembentukan lingkaran tahun
§ Tabung Pembuluh
Tabung pembuluh terbentuk pada tahap pertama penebalan sekunder pada batang. Semakin banyak kambium terbentuk diantara berkas pembuluh, semakin banyak xylem dan floem yang terbentuk menyususn tabung yang berkelanjutan
§ Penebalan sekunder pada batang
Produksi jaringan pembuluh selama bertahun-tahun pada tumbuhan yang telah tua, tumbuhan tersebuta menghasilkan pembesaran batang dan akar. Setiap tahun lapisan xylem dan floem baru (xylem dan floem sekunder) dihasilkan dari hasil pembelahan sel kambium yang berada diantara mereka. Proses ini sedikit berbeda antara batang dan akar namun hasil akhirnya adalah terus membesarnya bagian inti jaringan pembuluh (yang secara perlahan menekan pit pada batang). Sebagian besar dari bagian inti adalah xylem, yang disebut sebagai kayu. Daerah floem tidak membesar sama sekali, karena xylem menekan keluar sehingga menghambat pembesaran floem.
§ Lingkaran tahun
Lingkaran tahun dapat dilihat pada potongan melintang tumbuhan tua. Tiap lingkaran menunjukkan pembuluh xylem selama satu tahun, dan memiliki dua daerah yang berbeda, kayu musim semi dan kayu musim panas. Kayu musim semi yang lunak (kayu awal) terbentuk cepat pada musim pertumbuhan dan memiliki sel yang luas. Kayu musim panas kemudian dihasilkan lebih keras (kayu akhir) dihasilkan kemudian, maka sel-selnya lebih rapat.

NILAI EKONOMI DAN RELIGIUS DARI BAB ANATOMI BATANG
1. Nilai Ekonomi
Batang tumbuhan erat kaitannya dengan kehidupan manusia, dari batang tumbuha inilah manusia menggali kreatifitasnya untuk membuat benda-benda yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Batang pohon jati misalnya, banyak di minati masyarakat untuk dijadikan peralatan rumah tangga, seperti kursi, meja dan lain-lain. Tidak hanya itu, dari batang tumbuhan juga dapat dibuat karya seni yang mahal, seperti dibuat patung atau hiasan-hiasan lainnya.
2. Nilai Religius
Setelah mempelajari anatomi batang ini kita bisa mengetahui struktur batang dan juga menambah rasa iman kita kepada Allah SWT zat yang telah menciptakan semua makhluk hidup, yang masing-masing memiliki fungsi yang amat besar bagi kehidupan kita, termasuk tumbuhan. Seperti yang tercantum dalan al-Quran Surat Yaasiin ayat 33 dan 36;
“Statu tanda (kekuasaan kami). Kami perlihatkan lepada mereka. Kami hidupkan (suburkan) bumi yang telah mati (kering) lalu kami keluarkan bici-bijian yang dapat mereka makan” (Q,s Yaasiin:33)
“Maha suci Allah yang telah menciptakan sesuatu yang berpasang-pasangan, segala sesuatu yang ditumbuhkan oleh bumi dan bahkan dari mereka sendiri, Dari apa-apa yang tidak mereka ketahui” (Q.s Yaasiin:36)








BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Batang Primer
Batang primer berkembang dari protoderm, prokambium, dan meristem dasar.
a. Epidermis
Epidermis batang disusun oleh selapis sel-sel yang mempunyai kutikula serta dinding sel yang berkutin. Epidermis adalah jaringan yang hidup.
b. Korteks
Korteks batang tersusun terutama oleh parenkim biasanya mengandung kloroplas.
c. Stele
Stele berada di sebelah dalam endodermis, yang berisi sistem pembuluh.
§ Berkas-berkas pengangkut
1. Kolateral
Disebut kolateral tertutup apabila di antara xylem dan floem tidak terdapat kambium, tetapi terdapat parenkim penghubung. Pada kolateral terbuka, di antara xylem dan floem terdapat kambium.
2. Bikolateral
Berkas pengangkut bikolateral terdiri atas satu bagian xylem ditengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan satu bagian di sebelah dalam. Antara xylem dan floem luar terdapat kambium, dan antara xylem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung.
3. Konsentris
Berkas pengangkut tipe konsentris terdiri atas xylem yang dikelilingi oleh floem atau sebaliknya.
4. Radial
Berkas pengangkut tipe menjari terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselang seling menurut arah jari-jari.
2. Batang Sekunder
§ Batang Dikotil
® Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele
d. Stele
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. 
® Jaringan pada bagian luar batang yang baru:
• Felogen atau kambium gabus
Suatu lapisan yang tumbuh kearah luar batang dan akar tumbuhan tua.. Lapisan ini menghasilkan 2 lapisan yang baru yaitu feloderm dan felem.
• Feloderm
Suatu lapisan sel yang dihasilkan oleh felogen pada bagian dalam.
• Felem atau gabus
Suatu lapisan sel yang dihasilkan oleh felogen pada bagian luar. 
§ Batang Monokotil
Pada batang monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya diantara xylem dan floem tidak ditemukan kambium. 






DAFTAR PUSTAKA


Akhyar,Salman.2004.Biologi:Grafindo
Maryati, sri dkk. 2006.Biologi Jilid 2A untuk SMA kelas XI. Jakarta:Erlangga
Mulyani,Sri.2006.Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta:Kausius
Syamsuni.2009.Materi Pokok Anatomi Tumbuhan.Indramayu: UNWIR

Sumber lain :
http://id.wikipedia.org/wiki/Anatomi_tumbuhan
http://hermanypk.blogspot.com/2010/09/struktur-tumbuhan.html
http://asnani-biology.blogspot.com/2009/04/struktur-jaringan-tumbuhan.html
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/20/jaringan-pada-tumbuhan/
http://789science.blogspot.com/
http://gurumuda.com/bse/jaringan-tumbuhan
http://www.google.co.id/images?um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=s&biw=1024&bih=578&tbs=isch:1&q=penampang+batang+dikotil&revid=167778745&sa=X&ei=3BsHTaj-O5GvrAensNy-DQ&ved=0CDAQ1QIoAQ


Free download softfile klik ::
PPT Batang
Word Batang
Included :: Adaptasi Batang - Batang Primer dan Sekunder

Terimakasih :)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar