BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 3
dinyatakan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Salah
satu permasalahan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu proses
pembelajaran seperti metode mengajar guru yang tidak tepat, kurikulum,
manajemen sekolah yang tidak efektif dan
kurangnya motivasi siswa dalam
belajar. Realita lapangan menunjukan bahwa siswa tidak memiliki kemauan
belajar yang tinggi, baik dalam mata
pelajaran belajar matematika, bahasa maupun ilmu pengetahuan alam. Banyak siswa
merasa “ogah-ogahan” di dalam kelas, tidak mampu memahami dengan baik pelajaran
yang disampaikan oleh guru-guru mereka. Hal ini menunjukan bahwa siswa tidak
mempunyai motivasi yang kuat untuk
belajar. Siswa masih mengganggap kegiatan belajar tidak menyenangkan dan
memilih kegiatan lain di luar konteks belajar seperti menonton televisi, sms, dan bergaul dengan teman
sebaya.
Rendahnya
motivasi belajar siswa akan membuat mereka tertarik pada hal-hal yang negatif. Raymond J.W dan
Judith(2004:22) mengungkapkan bahwa secara harfiah anak- anak tertarik pada
belajar, pengetahuan, seni (motivasi positif) namun mereka juga bisa tertarik
pada hal–hal yang negatif seperti minum obat- obatan
terlarang, pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi belajar anak-anak muda tidak
akan lenyap tapi ia akan berkembang dalam cara-cara yang bisa membimbing mereka
untuk menjadikan diri mereka lebih baik atau juga bisa sebaliknya. Hal inilah
yang harus diperhatikan oleh guru
sebagai pendidik yang lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak dibanding
dengan orangtuanya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan motivasi belajar?
2.
Faktor-faktor
apa yang mempengaruhi motivasi belajar siswa?
3.
Apa saja
ciri-ciri guru yang bisa memotivasi siswanya belajar dengan baik?
4.
Hal-hal apa
saja yang perlu dilakukan guru untuk memotivasi siswa dalam belajar?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
apa maksud motivasi
2.
Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa
3.
Mengetahui
ciri-ciri guru yang dapat memotivasi siswa dalam belajar
4.
Mengetahui
hal-hal apa saja yang bisa dilakukan guru untuk memotivasi siswa dalam belajar
D.
Manfaat
1. Terlaksana proses belajar mengajar yang kondusif
dan lancar
2. Dapat memotivasi siswa dalam belajar
3. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
BAB II
PEMBAHASAN
Motivasi
Belajar
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai
keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian
kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah
membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan
belajar. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi
intrinsic) dan dapat timbul dari luar diri siswa/motivasi ekstrinsik (Uzer
Usman, 2008).
Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang timbul
sebagai akibat dari dalam diri individu tanpa ada paksanan dan dorongan dari
orang lain, misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan
atau ingin mendapatkan keterampilan tertentu, ia akan rajin belajar tanpa ada
suruhan dari orang lain. Sebaliknya motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat
pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang
lain sehingga dengan kondisi yang demikian
akhirnya ia mau belajar.
Pada diri setiap manusia telah tersedia potensi energy
atau sebuah kekuatan yang dapat menggerakkan dan mengarahkan tingkah lakunya
pada tujuan. Di dalamnya tercakup pula potensi energi/kekuatan untuk
berprestasi (motif berprestasi) yang kekuatannya berbeda pada setiap manusia.
Apabila terpicu, potensi energi berprestasi ini keadaannya akan meningkat
bahkan akan menggerakkan dan mengarahkan pada tingkah laku belajar. Dengan
demikian hal ini dapat memberikan pandangan sekaligus harapan bagi para
pendidik/guru bahwa :
1. Setiap diri anak didik/siswa telah dibekali kekuatan
untuk berprestasi
(motivasi
berprestasi).
2. Kekuatan berprestasi setiap siswa berbeda-beda.
3. Kekuatan berprestasi setiap siswa dapat ditingkatkan.
4. Setiap siswa dapat menunjukkan tingkah laku belajar atau
usaha-usaha untuk mencapai tujuan belajar (memperoleh pengetahuan, pemahaman,
dan pengembangan belajar).
5. Guru perlu lebih menghayati perannya sebagai pendidik
sehingga muncul rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri dalam memproses anak
didik.
6. Guru membutuhkan upaya-upaya yang dapat memicu
bergeraknya motivasi berprestasi setiap siswa.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Rendahnya Motivasi Belajar Siswa
Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah
:
·
Metode mengajar guru. Metode
dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan
tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar siswa
·
Tujuan kurikulum dan pengajaran
yang tidak jelas
·
Tidak adanya relevansi kurikulum
dengan kebutuhan dan minat siswa
·
Latar belakang ekonomi dan
social budaya siswa
Sebagian besar siswa
yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Contohnya siswa yang berasal dari pesisir pantai misalnya lebih
memilih langsung bekerja melaut dari pada bersekolah, .
·
Kemajuan teknologi dan
informasi. Siswa hanya memanfaatkan produk teknologi dan informasi untuk
memuaskan kebutuhan kesenangan saja.
·
Merasa kurang mampu terhadap
mata pelajaran tertentu, seperti matematika, dan bahasa inggris
·
Masalah pribadi siswa baik
dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya.
Raymond dan Judith (2004:24) mengungkapkan ada empat pengaruh utama dalam
motivasi belajar seorang anak yaitu :
1.
Budaya. Masing-masing kelompok
atau etnis telah menetapkan dan menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai
yang berkenaan dengan pengetahuan baik
dalam pengertian akademis maupun tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui
pengaruh agama, undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui
harapan-harapan orang tua yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka
dalam hubungannya dengan sekolah. Hal–hal ini akan mempengaruhi motivasi belajar
anak.
2.
Keluarga. Berdasarkan
penelitian orang tua memberi pengaruh utama dalam memotivasi belajar seorang
anak. Pengaruh mereka terhadap perkembangan motivasi belajar anak-anak memeberi
pengaruh yang sangat kuat dalam setiap perkembangannya dan akan terus berlanjut
sampai habis masa SMA dan sesudahnya.
3.
Sekolah. Ketika sampai pada
motivasi belajar, para gurulah yang membuat sebuah perbedaan. Dalam banyak hal
mereka tidak sekuat seperti orang tua. Tetapi mereka bisa membuat kehidupan
sekolah menjadi
menyenangkan atau menarik. Dan kita bisa mengingat seorang guru yang memenuhi
ruang kelas dengan kegembiraan dan harapan serta membukakan pintu-pintu kita
untuk menemukan pengetahuan yang mengagumkan.
4.
Diri anak itu sendiri
Murid-murid yang
mempunyai kemungkinan paling besar untuk belajar dengan serius, belajar dengan
baik dan masih bisa menikmati belajar, memiliki perilaku dan karakter pintar,
berkualitas, mempunyai identitas, bisa mengatur diri sendiri sudah pasti mempengaruhi motivasi belajarnya.
Ciri- ciri Guru yang bisa Memotivasi Siswa
Salah satu ciri guru yang bisa memotivasi adalah
antusiasme, mereka peduli dan paham dengan apa yang diajarkannya dan
mengkomunikasikannya dengan murid bahwa apa yang sedang mereka pelajari itu
penting. Ia memberikan teladan yang dapat menjadi inspirasi bagi siswanya.
Ciri-ciri guru yang berkualitas dan bisa memotivasi siswa adalah
guru yang melakukan hal-hal sebagai berikut :
v Menjadi manajer yang baik yang mampu merencanakan,mengelola,
mengorganisasikan serta mengevaluasi kelasnya, murid-murid akan merasa aman dan nyaman bersamanya
v Fasilitator yang
memperlakukan semua siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar dan
bertanggungjawab
v Memberikan pengaruh arus balik yang bersifat korektif
v Memberikan test-tes yang adil, penilaian yang bersifat informative
v Membantu murid-murid untuk menyadari bahwa mereka sedang tumbuh
dalam persaingan dan keunggulan.
Hal-hal yang dilakukan oleh Guru Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
Sebagai komponen yang secara langsung
berhubungan dengan permasalah rendahnya motivasi belajar siswa, maka guru harus
mengetahui beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa, diantaranya adalah :
·
Memilih cara dan metode
mengajar yang tepat termasuk
memperhatikan penampilannya
·
Menginformasilkan dengan jelas
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
·
Menghubungkan kegiatan belajar
dengan minat siswa
·
Melibatkan siswa secara aktif
dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
·
Melakukan evaluasi dan
menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang
keberhasilan dan kegagalan dirinya
·
Melakukan
improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak
terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama
atau sekedar bertepuk tangan yang meriah
·
Menanamkan nilai atau pandangan
hidup yang positif tentang belajar misalnya dalam agama islam belajar dipandang
sebagi sebuah kegiatan jihad yang akan
mendapatkan nilai amal disisi Allah.
·
Menceritakan keberhasilan para
tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga
cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu.
Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam bidang apa saja seperti
mimpinya para tokoh dunia tersebut.
·
Memberikan respon positif kepada
siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon
positif ini ias berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif
laiinya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Motivasi belajar siswa
menunjukkan pengertian sebagai kekuatan dalam diri siswa (energy) yang
mendorong siswa melakukan usaha-usaha mencapai tujuan belajar. Disamping itu
menunjukan adanya orientasi siswa / arah tingkah laku siswa pada pencapaian
tujuan belajar.
2.
Dalam rangka
meningkatkan motivasi belajar siswa, hendaknya guru memperhatikan hal berkut
ini:
·
Memiliki paradigma/pandangan
positif terhadap upaya peningkatan motivasi siswa.
·
Memiliki keyakinan
kuat bahwa pada setiap diri siswa telah tersedia kekuatan besar (berupa
motivasi belajar) untuk menunjukkan tingkah laku belajar.
Peran guru adalah melakukan upaya yang dapat
memicu bergeraknya kekuatan/energy tersebut secara lebih tepat dan cepat
(Catatan: deskripsi mengenai hal ini dapat dikaji pada bab pembahasan).Free download softfile klik di sini
Matur thenkyu :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar