Jumat, 29 Maret 2013

Laporan KKL Sangiran Geologi (Batuan)



Macam-macam Formasi Batuan di Situs Sangiran
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Situs sangiran ditemukan oleh ahli paleontologi G.H.R. von Koenigswald pada tahun 1934 melalui artefak yang ditinggalkan Homo erectus di Desa Ngebung, Sangiran. Saat itu von Koenigswald ditugaskan Belanda untuk menyusun biostratigrafi Jawa berdasarkan fosil mamalia. Penggalian yang dimulai pada tahun 1936 lalu menemukan fosil-fosil Homo erectus. Penemuan demi penemuan pun terjadi terus sampai dasawarsa terakhir ini, membuktikan bahwa Sangiran adalah situs Homo erectus yang sangat penting.
Sangiran merupakan situs prasejarah yang berada di kaki gunung lawu, tepatnya di depresi Solo sekitar 17 km ke arah utara dari kota Solo dan secara administratif terletak di wilayah kabupaten Sragen dan sebagian terletak di kabupaten Karanganyar, propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah 56 KM yang mencakup tiga kecamatan di kabupaten Sragen. Surat keputusan Menteri Pendidikan & Kebudayaan NO 070/0/1977, Sangiran ditetapkan sebagai cagar budaya dengan luas wilayah 56 KM, dan selanjutnya Sangiran pada tahun 1996 oleh UNESCO ditetapkan sebagai World Heritage dengan nomor 593.
Menurut sejarah Geologi, daerah Sangiran mulai terbentuk pada akhir kala plestosen. Situs Sangiran terkenal karena mempunyai stratigrafi yang lengkap dan menjadi yang terlengkap di benua Asia, sehingga itu diakui dapat menyumbangkan data penting bagi pemahaman sejarah evolusi fisik manusia, maupun lingkungan keadaan alam purba. Stratigrafi di kawasan situs Sangiran menunjukkan proses perkembangan evolusi dari lingkungan laut yang berangsur-angsur berubah menjadi lingkungan daratan, seperti tercermin dari fosil-fosil yang ditemukan pada masing-masing formasi. Berdasarkan proses terbentuknya & kandungannya, lapisan tanah situs Sangiran dibedakan menjadi lima lapisan, yaitu lapisan Pucangan, Kalibeng..
Berdasarkan sejarah yang terangkum di atas, para mahasiswa Universitas Negeri Semarang melakukan pengamatan langsung tentang bentuk-bentuk formasi lapisan batuan yang ada di Situs Sangiran dengan tujuan agar mahasiswa bisa lebih memahami serta dapat mengamati langsung bukti batuan yang masih ada melalui kegiatan Kuliah Kerha Lapangan Geologi 2011.
BAB II. PEMBAHASAN
1)    Formasi Pucangan
Stasiun Pengamatan ke        : 1
Nama wilayah/desa/dusun : Kec. Kalijambi, Kab. Sragen, Desa Ngampoh
Posisi Geografis                     : Dusun Ngampoh, Kec. Kalijambi, Kab. Sragen
Formasi                                  : Pucangan
Umur Geologi                                    : 1,8 juta-900 ribu yang lalu.

Karakteristik ( Batuan: Beku, Sedimen, Metamorf)
o   Geologi : Pelapisan :  Pucangan
Ada beberapa lapisan di pucangan, yaitu lapisan breksi vulkanik (bawah) dan lempung hitam (atas). Ada mollusca sebagai pembatas lapisan breksi vulkanik dan lempung hitam. Lapisan tersebut terbentuk dari hutan bakau atau payau.
Formasi Pucangan Di bagian barat dan tengah Zona Kendeng formasi ini terletak tidak selaras di atas Formasi Sonde. Formasi ini penyebarannya luas. Di Kendeng Barat batuan ini mempunyai penyebaran dan tersingkap luas antara Trinil dan Ngawi. Ketebalan berkisar antara 61 – 480 m, berumur Pliosen Akhir (N21) hingga Plistosen (N22). Di Mandala Kendeng Barat yaitu di daerah Sangiran, Formasi Pucangan berkembang sebagai fasies vulkanik dan fasies lempung hitam.
o   Warna
Lempung hitam berwarna hitam.
Lapisan breksi vulkanik berwarna kecoklatan
o   Struktur
Lapisan berstruktur datar/simpangsiur. Lempung hitam berada di bawah breksi vulkanik.
o   Paleontologi (paleobotany, paleozoology)
Pucangan atas ditemukan fosil Meganthropus palaeo javanicus. Beberapa jenis binatang purba diantaranya reptil, Stegodon sephalus yang hidup 1,7 juta tahun yang lalu, punah 3.600 tahun yang lalu, panjang 11 m, tinggi 6 m. Formasi Pucangan banyak mengandung fosil manusia purba dan hewan mamalia
o   Biologi
Buaya dan kura-kura.
o   Karakteristik spesifik/unik formasi
Faktanya bisa dijadikan bukti bahwa Sangiran dulunya berupa hutan bakau atau payau.


2)    Formasi Pucangan
Stasiun Pengamatan ke        : 2
Nama wilayah/desa/dusun : Kec. Kalijambi, Kab. Sragen, Desa Ngampoh
Posisi Geografis                     : Dusun Ngampoh, Kec. Kalijambi, Kab. Sragen
Formasi                                  : Pucangan
Umur Geologi                                    : 1,8 juta-900 ribu yang lalu.

Karakteristik ( Batuan: Beku, sediment, metamorf
o   Geologi    : Pelapisan  :
Lapisan pucangan ini didominasi lempung hitam. Biasanya sebagai bahan pembuat cat/tir. Lapisan ini terbentuk secara bertahap karena adanya pengendapan yang telah mengalami pengangkatan.
o   Warna     
Lapisan berwarna hitam, menandakan adanya lempung. Lapisan berwarna putih seperti gamping menandakan adanya diatom. Diatom ini merupakan ganggang laut yang sudah mati.
Lapisan breksi vulkanik berwarna kecoklatan
o   Struktur
Miring, ada pengangkatan yang berbeda saat terjadi erosi oleh tenaga endogen, sedangkan penyempitan disebabkan tenaga eksogen.
o   Paleontologi (paleobotany, paleozoology)
Diatom. Keong-keongan (Gastropda)
o   Biologi
Ganggang laut.
o   Karakteristik spesifik/unik formasi
Pengendapan dari lapisan-lapisan lempung hitam secara bertahap terlihat dengan jelas.

3)    Formasi Kalibeng
Stasiun Pengamatan ke        : 3
Nama wilayah/desa/dusun : dusun pablengan, kec. kalijambe
Posisi Geografis                     : dusun Sangiran, Kab. Sragen
Formasi                                  : kalibeng, sumber air asin
Umur Geologi                                    : 2-1,8 juta tahun yang lalu

Karakteristik ( Batuan: Beku, sediment, metamorf)
o   Geologi    : Pelapisan  :
Lapisan terbawah di Sangiran disusun oleh lempung biru Formasi Kalibeng berumur Pliosen Atas (2,4 Ma) berlingkungan pengendapan laut (dalam). Pengangkatan tektonik yang disertai aktivitas volkanik mengubah lingkungan Sangiran menjadi lingkungan rawa. Ini terjadi pada batas Plio-Pleistosen (1,8 Ma). Breksi lahar menandai peristiwa ini, yang diendapkan di atas lempung Kalibeng
Lapisan tanah terbawah dan memiliki umur paling tua, terbentuk pada kala Pliosen sekitar 2 juta tahun yang lalu. Mendominasi pusat kubah sangiran, formasi kalibeng dicirikan oleh endapan laut dan gamping.   
Formasi ini terbagi menjadi dua anggota yaitu Formasi Kalibeng Bawah dan Formasi Kalibeng Atas. Bagian bawah dari Formasi Kalibeng tersusun oleh napal tak berlapis setebal 600 meter berwarna putih kekuningan sampai abu-abu kebiruan, kaya akan foraminifera planktonik. Asosiasi fauna yang ada menunjukkan bahwa Formasi Kalibeng bagian bawah ini terbentuk pada N17 – N21 (Miosen Akhir – Pliosen).
Bagian atas Formasi Kalibeng ini disebut sebagai Formasi Sonde yang tersusun mula – mula oleh Anggota Klitik, yaitu kalkarenit putih kekuningan, lunak, mengandung foraminifera planktonik maupun foraminifera besar, moluska, koral, alga, bersifat napalan atau pasiran dan berlapis baik. Bagian atas bersifat breksian dengan fragmen gamping berukuran kerikil sampai karbonat, kemudian disusul endapan bapal pasiran, semakin ke atas napalnya bersifat lempungan, bagian teratas ditempati napal lempung berwarna hijau-abu kebiruan.
o   Warna     
Lempung berwarna hijau-abu kebiru-biruan
o   Struktur 
Datar
o   Paleontologi (paleobotany, paleozoology)
Pada lapisan ini tidak ditemukan fosil mamalia tetapi fosil moluska dan Foraminifora.
o   Biologi
Pelecipoda dan gastropoda.
o   Karakteristik spesifik/unik formasi
Formasi kalibeng sebagai bukti bahwa sangiran dulunya berupa lautan yang terhalang atau terjebak. Ph sumber air asin 8 dengan kadar garam 4.


4)    Fomasi Situs Matvulkano
Stasiun Pengamatan ke        : 4
Nama wilayah/desa/dusun : Dusun Sangiran, Kab. Sragen
Posisi Geografis                     : antara Pucangan bawah dan Kalibeng atas.
Formasi                                  : Situs Matvulkano
Umur Geologi                                    : 1,9 – 1,7 jut tahun yang lalu.

Karakteristik ( Batuan: Beku, sediment, metamorf)
o   Geologi    : Pelapisan  :
Lapisan matvulkano terjadi dari lahar dingin bercampur dengan lempung-lempung dan batuan sehingga terbentuk batu matvulkano/batu asahan/batu sangir.
Formasi ini berada diatas formasi kalibeng. Formasi ini berupa lempung hitam dan mulai terbentuk sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dari endapan lahar Gunung Merapi purba dan Gunung Lawu purba.
o   Warna                 
Krem kekuning-kuningam dan coklat keabu-abuan.
o   Struktur 
Berserakan dan tidak ditemukan fosil.
o   Paleontologi (paleobotany, paleozoology)
Tidak ditemukan binatang purba maupun tumbuhan purba
o   Biologi
Tidak ditemukan.
o   Karakteristik spesifik/unik formasi
Formasi matvulkano sebagai bukti dimana gunung berapi dan merapuh purba material batuan mengendap dan membeku di situs sangiran dan mengisi laguna-laguna atau cekungan.


5)    Formasi Kabuh
Stasiun Pengamatan ke        : 5
Nama wilayah/desa/dusun : Dusun Ngebum, Kec. Kalijambe
Posisi Geografis                     : Kabuh dan Pucangan dan sebagian kecil
  Notopuro
Formasi                                  : Situs Ngebum
Umur Geologi                         : 900-200 ribu tahun yang lalu.


Karakteristik ( Batuan: Beku, sediment, metamorf)
o   Geologi    : Pelapisan  :
Formasi kabuh: Berupa endapan sedimen vulkanik berfasies fluviatil (pasir silang-siur). Endapan ini terjadi karena aktivitas Gunung Merapi dan Gunung Lawu purba yang terjadi pada kala plestosen tengah (500-600 ribu tahun yang lalu). Kaya akan temuan fosil manusia purba ditemukan pada formasi ini.
Formasi Kabuh terletak selaras di atas Formasi Pucangan. Formasi ini terdiri dari batupasir dengan material non vulkanik antara lain kuarsa, berstruktur silangsiur dengan sisipan konglomerat dan tuff, mengandung fosil Moluska air tawar dan fosil – fosil vertebrata berumur Plistosen Tengah, merupakan endapan sungai teranyam yang dicirikan oleh intensifnya struktur silangsiur tipe palung, banyak mengandung fragmen berukuran kerikil. Di bagian bawah yang berbatasan dengan Formasi Pucangan dijumpai grenzbank (bahan rombakan berupa pecahan gamping dan materi volkanik yang membatasi antara Formasi Pucangan di bawahnya dengan Formasi Kabuh di atasnya). Menurut Van Bemmelen (1972) di bagian barat Zona Kendeng (daerah Sangiran), formasi ini diawali lapisan konglomerat gampingan dengan fragmen andesit, batugamping konkresi, batugamping Globigerina, kuarsa, augit, hornblende, feldspar dan fosil Globigerina. Kemudian dilanjutkan dengan pembentukan batupasir tuffaan berstruktur silangsiur dan berlapis mengandung fragmen berukuran kecil yang berwarna putih sampai cokelat kekuningan.
Formasi ini dulunya berupa hutan terbuka dengan adanya stepa dan sabana serta sungai-sungai kecil yang mengalir di tengahnya, pohon-pohon yang jarang, padang rumput yang luas . Formasi kabuh terletak di bawah formasi notopuro.
Formasi notopuro: Berada pada lapisan teratas di situs Sangiran. Terbentuk karena akibat dari aktivitas Gunung Berapi pada kala plestosen atas (250.000-70.000 tahun yang lalu). Lapisan ini ditandai oleh endapan lahar, breksi dan pasir konglomerat berkabuh. Formasi ini berada di atas formasi kabuh yang dulunya berupa daratan seutuhnya, padang rumput yang sudah hilang. Formasi ini merupakan titik tertinggi (titik  triangulansi).
Formasi Notopuro Terletak tidak selaras di atas Formasi Kabuh. Litologi penyusunnya terdiri dari breksi lahar berseling dengan batupasir tufaan dan konglomerat vulkanik. Makin ke atas, sisipan batupasir tufaan makin banyak. Juga terdapat sisipan atau lensa – lensa breksi vulkanik dengan fragmen kerakal, terdiri dari andesit dan batuapung, yuang merupakan ciri khas Formasi Notopuro. Formasi ini pada umumnya merupakan endapan lahar yang terbentuk pada lingkungan darat, berumur Plistosen Akhir dengan ketebalan mencapai lebih dari 240 meter.
o   Warna
kuning menandakan adanya tufa kabuh dan breksi vulkanik. Selain itu, terdapat pula pasir konglomerat berkabuh
o   Struktur
struktur berlapis dan datar.
o   Paleontologi (paleobotany, paleozoology)
Formasi kabuh ditemukan banyak fosil, diantaranya badak, rusa, kerbau purba, harimau, babi, banteng, dan fosil manusia purba. Beberapa fosil mansusia purba yang ditemukan yaitu pithecantropus robustus, pithcantropus dobius, pithecantropus erectus, dan megantropus palaeo javanicus.
banyak ditemukan alat serpih dan fosil kerbau dan kijang.
o   Biologi
Sejenis pakis
o   Karakteristik spesifik/unik formasi
Formasi ini ditemukan pertama kali fosil. Di sekitar formasi ini ditemukan alat-alat batu (artefak) oleh GHR Vont koenigswald pada tahun 1934. Pada tahun 1936 ditemukan tulang femur homo erectus dan pada tahun 1937 ditemukan atap tegkorak homo erectus.

 
BAB III. PENUTUP
KESIMPULAN
Situs sangiran merupakan peninggalan prasejarah yang patut dilestarikan dan memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Di sini kita bisa belajar dan mengetahui apa yang terjadi di jaman dahulu kala, bagaimana asal usul kehidupan, bentuk dan perkembangan daerah/lahan pada jaman dahulu hingga sekarang serta proses geologi yang terjadi juga bisa dianalisis.


SARAN
Situs sangiran lebih dijaga kelestariannya.
Keaslian artefak dan fosil dilestarikan dan dijaga keasliannya.
Sebaiknya disediakan angkot/ojek menuju ke situs sangiran yang umumnya terpencil dan perlu jalan kaki berkilo-kilo.




DAFTAR PUSTAKA
http//www.google.co.id/sangiran
Informasi Tour Guide






*download softfile : Laporan KKL Sangiran

1 komentar:

  1. boleh tanya gk, sejarah (genesa) dari masing2 formasi gimana ya.?

    BalasHapus